SURABAYA – Di masa sekarang sudah bukan zamannya lagi untuk berkompetisi. Terutama di masa pandemi Covid-19 ini sangat diperlukan 3S yaitu sinergy, speed, dan smart. Agenda kerjasama merupakan salah satu usaha untuk mendukung tiga kunci tersebut.
“Dengan kerja sama ini kita bisa meningkatkan sinergi antarkampus. Bisa menggapai tujuan bersama dengan cepat, juga bisa berkolaborasi untuk menemukan solusi cerdas bagi berbagai permasalahan yang ada,” kata Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng.
Ia menyampaikan itu saat ITS menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) secara daring dengan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Jawa Tengah. Rektor yang kerap disapa Ashari ini pun menyebutkan bahwa banyak kesamaan yang dimiliki antara ITS dan Udinus.
Semangat Udinus dalam bidang teknologi dan kreativitas mahasiswa merupakan hal yang sejalan dengan tujuan ITS. “Karena pada dasarnya kedua hal inilah yang mendukung perkembangan dari kedua kampus tersebut,” jelasnya.
Ashari pun mengekspresikan kekagumannya dengan kampus yang mulai berdiri sejak tahun 1990 ini. Baginya, dalam waktu yang singkat tersebut Udinus bisa melejit hingga posisinya sekarang. Hal tersebut bisa dilihat dari prestasi mahasiswanya, akreditasi, hingga jumlah mahasiswanya.
“Saya rasa Udinus ini salah satu perguruan tinggi yang fenomenal,” ujarnya.
Melihat hubungan baik yang sudah terjalin sejak 2007 dan kesamaan yang dimiliki oleh keduanya, Ashari menegaskan bahwa penandatanganan MoU ini merupakan usaha untuk mengembangkan kerja sama lebih luas dan lebih banyak. Itu guna menghasilkan karya yang akan membawa kebermanfaatan bagi bangsa Indonesia.
Di masa revolusi industri 4.0 ini, sudah sangat wajar bagi berbagai institusi pendidikan untuk saling menjalin kerja sama demi memberikan kebermanfaatan untuk bangsa.
Rektor Udinus Prof Dr Ir Edi Noersasongko MKom menjelaskan bahwa kerja sama antara ITS dengan kampusnya yang berlokasi di Semarang ini sudah dimulai sejak tahun 2007 hingga sekarang. Kerja sama yang dilakukan berupa transfer kredit, studi lanjut, dan joint research. Penandatanganan MoU kali ini pun merupakan perpanjangan kerja sama yang sebelumnya sudah dilakukan pada tahun 2016 lalu.
“Kerja sama kali ini akan dilaksanakan hingga 2025 mendatang,” imbuhnya.
Melanjutkan penjelasannya, Edi mengakui bahwa kerja sama tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan mutu pendidikan di Unidus. Menurutnya, banyak dosen yang mengajar di kampus tersebut melanjutkan pendidikan doktoral di ITS. Selain itu, banyak juga penelitian yang dilakukan bersama dengan kampus pahlawan ini.
“Tercatat sekarang ada 11 dosen alumni S3 ITS, enam orang sedang berkuliah di ITS, dan ada tujuh yang mengantre untuk masuk ITS,” jelasnya. (Siedoo)