Siedoo, Hari Pertama Tahun Ajaran Baru 2021/2022 dimulai pada Juli ini. Pihak sekolah menunda kembali awal kegiatan belajar Tahun Ajaran Baru 2021/2022 secara tatap muka dan kembali mengelar pembelajaran daring. Hal ini dilakukan karena Pemerintah mengumumkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat di Jawa dan Bali dari 3 s/d 20 Juli 2021.
Presiden Joko Widodo mengumumkan penerapan PPKM darurat ini di Istana Kepresidenan pada kamis (1/7/2021). “Saya memutuskan untuk memberlakukan PPKM darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli 2021 khusus di Jawa dan Bali,” ujar Presiden Jokowi, dikutip dari kompas.com (Kamis, 1 Juli 2021).
Selain itu Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa pandemi Covid-19 memang berkembang sangat cepat, terutama adanya variant of concerns atau varian baru virus corona. Hal inilah yang menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran kembali dilaksanakan dengan cara daring. Sehingga batal pelaksanaan pembelajaran tatap muka dikarenakan pandemi yang masih mengkhawatirkan.
Pada hakikatnya belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Dengan belajar, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Belajar (Slameto, 2003:2) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Pelaksanaan pembelajaran daring adalah salah satu model pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi. Karena dalam prinsip kebijakan pendidikan dimasa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan para peserta didik, para pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat pada umumnya, dalam rangka pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi.
Penerapan pembelajaran daring ini tentu menuntut kesiapan dan peran dari berbagai pihak, baik dari pihak sekolah/guru, pemangku jabatan, peserta didik dan terutama orang tua. Berbagai pihak tersebut harus bekerja sama dengan baik, agar menjadi kebijakan yang efektif. Sehingga hasil belajar siswa saat pembelajaran daring tidak kalah dari hasil belajar tatap muka di ruang kelas.
Teknologi amatlah penting bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran secara online. Selain itu guru dan orang tua juga tidak kalah penting dalam memberikan peran dan dukungan dan bimbingan terhadap usaha belajar anak.
Dalam hal ini kita tidak boleh mengutamakan peran penting dari salah satu pihak tersebut, karena masing-masing mempunyai peran yang saling berkaitan. Peran orang tua terutama ibu, sangat berpengaruh besar terhadap keseriusan anak untuk dapat belajar di rumah. Selain orang tua mendampingi anaknya belajar, mereka juga harus bersedia meluangkan waktunya untuk membantu dan mendampingi anaknya ketika membutuhkan bantuan untuk mengerjakan tugas maupun belajar.
Orang tua sangat berperan sebagai pembimbing sekaligus motivator bagi putra-putrinya saat belajar di rumah. Kendala bagi para orang tua dalam mendampingi putra-putrinya mungkin banyak sekali. Diantaranya perannya sebagai pengganti pengajar di rumah saat pandemi ini tidak bisa dianggap remeh.
Orang tua harus membagi waktu mengerjakan pekerjaan rumah dan mendampingi putra-putrinya saat belajar online. Para orang tua merasa kesulitan dalam mengganti peran guru sebagai pengajar karena profesi guru itu memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat digantikan sembarang orang.
Kendala lain mungkin para orang tua tidak mahir untuk mengoperasikan HP atau laptop, dan mungkin masih ada lagi kendala yang dialami oleh para orang tua. Akan tetapi dengan beberapa kendala tersebut, bukan berarti para orang tua tidak diperlukan perannya dalam pembelajaran online ini.
Peran orang tua adalah mendampingi saat putra-putrinya melaksanakan pembelajaran daring ini. Paling tidak orang tua dapat memantau dan memastikan bahwa putra-putrinya mengikuti pembelajaran di rumah. Dan pendampingan tersebut merupakan motivasi psikis yang sangat berperan bagi putra-putrinya.
Sisi positif yang lain dari para orang tua adalah mereka dapat lebih banyak menghabiskan waktu untuk membimbing perkembangan anak sambil belajar di rumah dan lebih banyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak. Dengan demikian, kita dapat mengambil kesimpulan sisi baik dari pembelajaran daring ini, baik bagi orang tua guru maupun siswa.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu agar guru dan orang tua dapat bekerja sama untuk menjaga motivasi belajar dan meminimalkan stres belajar pada siswa. (*)
*Titin Umayah, S.Pd
Guru SMP Islam Ngadirejo, Temanggung Jawa Tengah