MAGELANG – Setelah melalui rangkaian panjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), sekolah berkewajiban menyusun hasil laporan pendidikan. Seperti yang dilakukan Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 1 Kota Magelang, Jawa Tengah membagikan hasil KBM berupa rapor kepada wali murid. Rapor dibagikan secara luring atau offline dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pembagian rapor tahun ajaran 2020/2021 yang dilakukan secara offline ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Orang tua murid sangat antusias dan merespon baik hal ini.
Tidak semua orang tua siswa dapat hadir karena beberapa alasan yang memang tak bisa dipaksakan. Namun itu hanyalah sebagian kecil, dan sebagian besar orang tua hadir ke sekolah sesuai waktu yang ditentukan.
“Pengambilan rapor secara luring ini tidaklah wajib. Orang tua yang sedang berhalangan hadir seperti sakit dapat menginformasikannya kepada wali kelas. Nantinya wali kelas akan mengirimkan rapor dalam bentuk dokumen,” kata Waka Kesiswaan SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang Endang Susilawati S.Pd.
SMA yang memiliki visi “Terbentuknya peserta didik yang shaleh, berwawasan, berkarakter, dan percaya diri” ini menyelenggarakan kegiatan pembagian rapor siswa kelas X dan XI. Protokol kesehatan diterapkan secara ketat sejak dari pintu masuk area sekolah.
Waktu pengambilan laporan hasil studi atau rapor dilaksanakan selama tiga hari, mulai Selasa hingga Kamis (22-24/06/2021). Perhari terdapat dua kelas yang melakukan pengambilan rapor. Dua kelas tersebut dibagi dalam dua gelombang waktu yang berbeda.
Syarat pengambilan rapor secara luring ini diantaranya adalah kartu bebas perpustakaan yang membuktikan bahwa siswa sudah mengembalikan semua buku pinjaman perpustakaan. Syarat lain lunas administrasi, yang mana berarti tidak adanya tunggakan hingga akhir bulan, tahun pembelajaran ini. Saat pengambilan rapor, orang tua murid wajib menaati protokol kesehatan dengan baik.
Sistematika pengambilan rapor yaitu pada Selasa dan Rabu adalah pengambilan rapor kelas X yang memiliki total empat kelas. Empat kelas ini terdiri dari dua kelas IPA dan dua kelas IPS. Sedangkan Kamis adalah waktu pengambilan rapor bagi siswa kelas XI dengan jumlah dua kelas IPA dan IPS.
“Poin lain yang tidak kalah penting adalah penerapan protokol kesehatan. Sekolah sangat ketat dalam pelaksanaan prokesnya,” jelasnya.
Pengambilan rapor dalam sehari adalah dua kelas yang terbagi dalam dua sesi waktu. Sesi pertama pada pukul 08.00 – 09.00 WIB, sedangkan sesi kedua pada pukul 10.00 – 11.00 WIB. Sehingga secara tidak langsung orang tua siswa dapat memiliki lebih banyak waktu untuk berkonsultasi dengan wali kelas terkait dengan perkembangan putra-putrinya.
Informasi tentang pengambilan rapor secara luring sebelumnya sudah diberitahukan kepada orang tua murid pada satu minggu sebelumnya. Informasi ini disampaikan oleh wali kelas masing-masing melalui WhatsApp grup.
Terpantau kurang lebih sekitar 70 persen orang tua murid yang datang ke sekolah untuk mengambil rapor putra-putrinya. Kemudian 30 persen sisanya tidak bisa hadir karena beberapa alasan seperti sakit atau sedang berada di luar kota. Kendala-kendala tersebut dapat disampaikan langsung kepada wali kelas.
“Satu sesi pengambilan rapor tidak hanya terdiri dari satu kelas, namun dua kelas. Hal ini berarti kapasitas orang dalam satu ruangan akan lebih sedikit sehingga jarak aman pun dapat dimaksimalkan,” bebernya.
Endang juga menjelaskan bahwa pengambilan rapor secara luring ini menjadi kesempatan bagi wali kelas untuk menjelaskan informasi tambahan lainnya. Informasi yang disampaikan seperti jangka waktu liburan sekolah.
Ia berharap pada tahun ajaran baru ini sekolah sudah mendapatkan ijin melaksanakan Pertemuan Tatap Muka (PTM), walaupun hanya beberapa jam per harinya. Tentunya dengan segala ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
Dengan demikian dapat mengurangi gap, atau kekosongan ilmu yang terjadi selama pandemi ini. Harapan kedua yaitu bagi anak-anak yang naik ke kelas selanjutnya, agar semangat belajarnya semakin ditingkatkan.
“Semoga PTM sudah dapat dilaksanakan pada tahun ajaran baru agar dapat menutup gap ilmu karena pandemi ini. Dan selanjutnya kepada siswa yang naik ke kelas XI dan XII, kalian harus tetap semangat dalam belajar, jangan sampai kita menyesal karena menyia-nyiakan kesempatan baik ini,” kata Endang. (Siedoo)