SURABAYA – Sejarah peradaban bahwa dunia ini telah mengalami tiga kali revolusi industri di masa lalu. Di setiap revolusi industri tersebut, manusia akan selalu menemukan pekerjaan baru.
“Bahkan karena kemajuan teknologi, bekerja bisa kita lakukan dari rumah (Work From Home), karena sudah terhubung internet. Suatu pekerjaan memang akan diambil robot dan alat, namun kita akan selalu membuat pekerjaan dan inovasi baru,” kata eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Wardiman Djojonegoro, Selasa (01/06/2021).
Guna memanfaatkan kemajuan teknologi untuk ketangguhan bangsa, Prof. Wardiman memandang bahwa Indonesia perlu memiliki strategi-strategi sebagai berikut. Yang pertama, adalah memastikan bahwa makin banyak masyarakat yang bisa mengakses teknologi. Karena menurutnya, penetrasi atau penggunaan teknologi masih terpusat di kalangan orang berekonomi mapan.
“Berdasarkan survei di tahun 2013, baru 40% masyarakat Jakarta punya akses internet. Sampai saat ini pun, Jakarta belum tertutup Wi-Fi. Apalagi daerah lain. Sehingga, pelaksanaan teknologi juga perlu dibarengi oleh coverage dan akses teknologi itu sendiri,” ungkap Wardiman.
Yang kedua, adalah memanfaatkan teknologi untuk pendidikan. Misalnya, kurikulum dibangun agar anak-anak ketika lulus nantinya menguasai teknologi. Selain itu, pembelajaran yang bisa dilakukan dengan pendampingan fasilitas teknologi juga akan memperkaya pengetahuan para murid.
Jadi teknologi dimanfaatkan untuk pendidikan. Jangan sampai teknologi sebagai suatu hal yang baru, justru merusak sistem pendidikan.
“Misalnya dengan adanya konten di internet yang kurang baik, itu perlu difilter, dan kita ganti dengan konten yang baik untuk anak-anak kita,” urai Wardiman.
Strategi yang ketiga dari Prof. Wardiman, adalah menghadirkan teknologi berbiaya murah. Misalnya, Wi-Fi atau kuota internet yang harganya murah atau bisa diakses publik. Bisa juga dengan fasilitas berbasis elektronik yang murah seperti E-Book.
Kemdikbud sudah memiliki Buku Sekolah Elektronik (BSE). Jadi melalui internet, buku bisa disebarkan gratis.
“Strategi ketiga ini penting karena biaya masih jadi kendala bagi murid dan orang tua dalam mengakses teknologi,” jelas Wardiman.
Melalui strategi-strategi ini, Prof. Wardiman berharap bahwa tujuan kemerdekaan bisa tercapai dengan sokongan teknologi. Bahwa semua anak Indonesia, agar bisa mengenyam pendidikan dalam rangka tujuan kita mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sementara, ia juga mengungkapkan bahwa pesatnya pertumbuhan teknologi masih dianggap negatif sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, kemajuan teknologi dikhawatirkan bisa membuat robot makin cerdas dan menggantikan peran manusia.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Prof. Wardiman mengajak masyarakat untuk optimis. Sesuai dengan tema Hari Lahir Pancasila yaitu Bersatu untuk Indonesia Tangguh, Prof. Wardiman justru memandang bahwa teknologi bisa dimanfaatkan untuk ketangguhan bangsa.
Hal itu karena, teknologi dan manfaatnya bagi pendidikan dan kemajuan bangsa sebenarnya banyak sekali. Sejarah pun sudah membuktikan, bahwa manusia sebagai Homo Sapiens, makhluk cerdas, selalu menjadi penguasa hidupnya dan penguasa bumi.
“Maka, mari kita manfaatkan teknologi untuk kemajuan Indonesia,” ajak Wardiman dalam Webinar Nasional Edugears yang digelar MICE PNJ bersama Komunitas SEVIMA.
Dengan adanya teknologi, produktivitas masyarakat dalam kacamata Prof. Wardiman dapat meningkat. “Karena pekerjaan berat bisa dikerjakan alat, sedangkan manusia berfokus untuk inovasi,” tandasnya. (Siedoo)