Siedoo.com - Kopi Darat Sevima, ratusan dosen se-Banyumas Raya, Jawa Tengah saling berbagi ilmu tentang kepenulisan lewat virtual.
Daerah

Trik Menyusun Buku, Menulis Selembar dalam Sehari

BANYUMAS – Kegiatan menulis diharapkan menjadi sebuah kebiasaan bagi para pegiat literasi. Dengan terbiasa menulis, para penulis akan terus bisa mengembangkan ide dan gagasan yang dimiliki. Kebiasaan menuliskan ide dan gagasan dalam tulisan, sangat membantu para penulis untuk membuat karya mereka.

“Untuk itu, para penulis bisa membuat skema dan alur terhadap ide yang sudah mereka miliki tersebut,” kata DR. N. Faqih Syarif H, M.Si, dosen dan penulis buku best motivation “90 hari menulis buku”.

Ia menyampaikan itu saat Komunitas Sevima Eks-Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah menyelenggarakan kopi darat virtual, mengusung tema “Kunci Sukses Menulis di Era Milenial”. Sekitar 200 dosen dan tenaga kependidikan ikut dalam Kopi Darat Virtual yang digelar melalui Zoom tersebut.

Di dalamnya, para civitas saling berbagi seputar strategi menulis dan penerbitan buku. Dua pakar juga dihadirkan dalam Kopdar ini. Antara lain : DR. N. Faqih Syarif H, M.Si, dosen dan penulis buku best motivation “90 hari menulis buku”, serta Pika Ceria Dewi,S.E., konsultan penerbit Deepublish.

Faqih menjelaskan, untuk mendapatkan ide, para penulis bisa melakukan aktivitas 5M (membaca, mendengar, menghayal, mengalami, dan mengamati). Dengan 5 M tersebut para penulis akan lebih mudah menuangkan ide-ide yang mereka miliki.

“Selain itu, manfaatkan kebiasaan serta kegiatan kita sehari-hari, untuk mengambil inspirasi dalam menulis,” ujar Faqih.

Melalui cara tersebut, tak mustahil buku bisa ditulis dalam 90 hari. Yang penting, cicil tulisan buku setidaknya selembar dalam sehari. Metode ini biasa disebut dengan teori MSS (menulis selembar dalam sehari).

“Jika menulis selembar sehari dalam media apapun, maka dalam kurun waktu 90 hari penulis bisa menampilkan tulisan sebanyak 180 halaman, karena kertas buku biasanya berbeda ukuran dengan kertas kita pada umumnya. Inilah yang bisa dilakukan para penulis untuk mulai membuat tulisan-tulisan tersebut dalam bentuk buku,” ungkap Faqih.

Baca Juga :  Berikut Tiga Raperda Menjadi Perda yang Disetujui Bupati dan DPRD Magelang

Untuk merealisasikan ide dan hasil tulisan tersebut, pasti penulis juga memikirkan agar bisa lolos ke penerbit. Pika Ceria Dewi, S.E. sebagai pakar kedua, berbagi pengalamannya agar tulisan bisa lolos ke penerbit.

Pika mengungkapkan, agar lolos di meja penerbit, para penulis harus benar-benar memperhatikan tulisannya dengan baik. Penulis bisa menggunakan metode ATM (amati, tiru, modifikasi). Maka para penulis akan dengan mudah menyiapkan materi yang sudah disampaikan.

“Para penulis bisa mengamati sumber-sumber materi yang akan dimasukkan dalam tulisannya. Setelah itu, penulis bisa menulis kembali ide-ide dan materi yang sudah dibaca tersebut. Yang terpenting, penulis harus melakukan modifikasi terhadap ide dan materi tersebut,” tambah Pika.

Hal terpenting yang dilakukan penulisan adalah tidak menyinggung unsur sara dan tidak melakukan plagiasi dari karya orang lain. Untuk halaman sendiri, para penulis bisa menulis dengan minimal 50 halaman.

Disamping diskusi seputar buku, Kopi Darat Virtual juga jadi ajang berbagi hadiah kepada para anggota komunitas. Ilham Dary Athallah, Community Manager Sevima menjelaskan bahwa peserta yang berdomisili di Eks-Karesidenan Banyumas mendapatkan hadiah berupa merchandise topi, tumblr, maupun voucher belanja. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?