Siedoo, Nilai – nilai Pancasila yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa dahulu, perlu untuk terus diimplementasikan. Mereka merumuskan Pancasila dengan dasar yang sangat kuat. Piagam Madinah menjadi inspirasi tatkala menyatukan berbagai suku, adat, budaya, agama dan lainnya yang ada di Indonesia.
Kala itu, Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang agama, suku dan seterusnya itu perlu disatukan dalam satu ikatan. Setelah melalui musyawarah hingga perdebatan panjang, Pancasila kemudian keluar sebagai rumusan. Poin – poin Pancasila pun disusun sedemikian rupa mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan disiapkan untuk menjawab tantangan zaman.
Hingga kini, Pancasila menjadi ideologi bangsa. Para generasi baby boomers, milenial, generasi Y hingga generasi alfa mempedomaninya sebagai dasar dalam melangkah sehari-hari. Pancasila pun merambah lintas generasi.
Presiden pertama Indonesia, Soekarno menyampaikan gagasan besar Pancasila ini di hadapan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) menjelang pernyataan kemerdekaan. Hingga berangsurnya waktu, Hari Kelahiran Pancasila masuk dalam agenda kenegaraan pada era presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Adapun secara resmi “diakui” sebagai Hari Besar Nasional tepat pada 1 Juni pada era Presiden Joko Widodo hingga sekarang. Memang sudah tepat, 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Kelahiran Pancasila. Selain alasan historis, ada alasan lain yang sangat penting.
Bung Karno lahir tepat pada 6 Juni, dan gugurnya pada 21 Juni. Momen – momen penting kebangsaan lain juga terjadi rentan waktu selama bulan Juni. Sehingga, Juni disebut sebagai Bulan Bung Karno bukan tanpa alasan.
Upaya Membumikan Pancasila
Untuk membumikan nilai – nilai Pancasila tersebut, Presiden Jokowi kemudian membentuk lembaga khusus yaitu Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Hadirnya BPIP ini diharapkan dapat lebih mengimplementasikan nilai – nilai Pancasila kepada masyarakat. Sehingga penerapan di lapangan pun bisa lebih optimal.
Patut kita dukung bersama peran lembaga BPIP ini secara maksimal. Sehingga generasi penerus bangsa kedepan tidak lagi canggung, tidak lagi lupa, tidak lagi bingung apa itu Pancasila.
BPIP berupaya keras untuk membumikan Pancasila dari kawasan desa – desa. Lebih menggiatkan kembali adanya tradisi nenek moyang terdahulu seperti gotong – royong. Dalam penerapannya, gotong – royong ini bisa diterapkan dalam banyak hal.
Mulai hal sederhana, kita tertib dalam menunggu antrian. Ini upaya kita menghormati kepada pengantre yang datang lebih awal. Jangan saling menyerobot.
Contoh lain ada tetangga yang jarang terlihat di masyarakat, maka bisa dijenguk ke rumahnya. Apakah dalam keadaan sehat atau ada hal lain apa sehingga tidak berkumpul di masyarakat. Sehingga, interaksi sosial bisa tetap terjalin secara terus menerus. Antar tetangga tidak abai, tetapi menunjukkan sikap saling peduli.
Dalam hal kemasyarakatan yang lain misalnya ketika ada kegiatan rutin ronda malam. Jimpitan antar masyarakat bisa berjalan dan alokasi dananya untuk kepentingan bersama. Entah untuk menjenguk tetangga yang sakit, membantu warga yang kurang mampu, dan lain sebagainya.
Implementasi gotong – royong yang lain bisa diterapkan ketika ada tetangga yang meninggal dunia. Para pemuda – pemudi di lingkungan sekitarnya bisa membantu dalam hal penggalian liang lahat. Sederhana, tapi ini lah makna gotong – royong yang sesungguhnya di lingkup paling kecil.
Gotong – royong juga bisa diterapkan dalam hal yang lebih luas ketika membangun bangsa ini. Elemen – elemen masyarakat bisa bahu membahu, dan bersinergi untuk sumbang sih ide, pikiran, gagasan sesuai dengan peran masing-masing. Tokoh agama, tokoh pemuda, pengusaha, birokrat duduk bersama menyusun program pembangunan kedepan.
Apalagi ketika saat ini dihadapkan dengan bencana non – alam Pandemi Covid-19. Penanganan kombinasi antara ahli kesehatan, pemangku kebijakan dan masyarakat saling berbagi peran. Gotong – royong sangat dibutuhkan, sehingga penanganan pandemi bisa lebih efektif. Menuju masyarakat sehat pun bisa segera terwujud.
Selamat Hari Lahir Pancasila, salam gotong – royong. (*)
*Ketua DPRD Kota Magelang, Jawa Tengah
Budi Prayitno