HATI Selvia, 24 tahun, terketuk. Perempuan berjilbab ini tidak mau melihat perpustakaannya di tempat tinggalnya, Desa Kubu Kecamatan Kumai Kabupaten Waringin Provinsi Kalimantan Tengah mati suri.
Memang dua tahun belakangan ini, perpusatakaan yang menempati bangunan cukup luas tersebut, 30 meter persegi, bisa dibilang tanpa aktivitas.
Lantas ia pun tertantang untuk mengaktifkan kembali perpustakaan dengan nama Bahtera Pustaka tersebut.
Berlatar belakang sebagai orang yang ahli tata boga bukan berarti dalam mengelolanya berjalan stagnan.
Untuk biaya operasional keseharian, ia membuka kursus komputer dasar dan menjahit dengan biaya murah.
“Kami ingin menjadikan perpustakaan ini bisa dikembangkan menjadi pusat pemberdayaan masyarakat di desa ini,” katanya sebagaimana ditulis Kompas.
Dalam menghidupkan perpustakaan, merupakan bagian dari hidupnya sebagai wujud partisipasi dalam membangun kampung halamannya.
Diawal langkahnya Selvia mendapat dukungan koleksi buku, diantaranya dari Perpusda Kalimantan Tengah.
Di tahun 2018 nanti, Bahtera Pustaka akan mendapat dana segar dari dana desa. Ia pun diminta untuk mengajukan proposal.
Beberapa sarana yang dibutuhkan seperti meja, kursi, serta penambahan komputer.
Dari pengakuannya, pengunjung pada umumnya, khususnya anak-anak suka mengakses internet.
Pada saat tertentu juga diputarkan film-film edukasi khususnya tiap hari Jumat bila ada kunjungan murid TK di desanya.