Siedoo, Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan masih menjadi tantangan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak dari masyarakat yang seringkali sengaja membuang sampah atau limbah di sungai bahkan di laut.
Kondisi tersebut mendorong keprihatinan seorang siswi berusia 11 tahun bernama Kinasih Bendari Ardhiona Rajni, yang biasa dipanggil Nara (11). Ia merupakan siswi kelas 6 Sekolah Cikal Cilandak yang berani menyuarakan rasa pedulinya terhadap keberlangsungan dan keselamatan Bumi. Kepedulian Nara disuarakan melalui bukunya berjudul “Waste Management” (Pengelolaan Limbah).
Lekat dengan alam sejak kecil
Menurut sang ibunda Nara, Arum, ketertarikan Nara pada isu lingkungan hidup dan keselamatan Bumi dimulai dari kebiasaannya berpetualang di alam bebas. Arum senang membawa anak-anak berpetualang, baik Camping maupun Tracking.
“Dari kegiatan tersebut, saya dapat perlahan-lahan mengenalkan Nara dan adiknya mengenai flora, fauna, dan tentunya mengenai lingkungan hidup ,” tuturnya, Selasa (11/8/2020)
Kebiasaan menjelajah alam yang dialami Nara ini lambat laun menumbuhkan rasa peduli dalam dirinya terhadap lingkungan hidup. Setiap kali melihat lingkungan yang penuh dengan sampah atau limbah. Nara seringkali menunjukkan antusiasmenya untuk melakukan aksi bagi kelestarian Bumi bersama teman-temannya di sekolah dengan menggunakan istilah “Waste Rangers”.
Karya Nara, mewakili suara Bumi
Nara menyampaikan bahwa pembuatan proyek buku ini pada dasarnya merupakan proyek akhir yang dilakukan dengan melalui serangkaian penelitian saat di kelas 5. Selain itu, Nara juga menambahkan bahwa keinginannya membuat buku juga sebagai bentuk keprihatinannya dengan kondisi lingkungan hidup. Baik di sungai, maupun di laut yang masih seringkali dipenuhi sampah dan limbah.
“Aku membuat buku ini untuk proyek akhir sekolah kelas 5. Selain itu, aku membuat buku ini juga karena aku masih melihat banyak sampah dimana-mana.” tutur Nara.
Dalam buku setebal 77 halaman itu, Nara menuliskan dan memberikan ilustrasi mengenai konsep pengelolaan limbah dari rumah. Serta cara-cara menyelamatkan Bumi dengan tindakan sehari-hari secara sederhana dari kacamata anak berusia 11 tahun. Karya Nara juga memiliki makna mendalam yakni mewakili suara Bumi untuk menyampaikan pesan untuk menjaga kelestarian Bumi pada umat manusia.
Hanya punya satu Bumi
Aksi nyata Nara melalui karyanya telah berhasil memperoleh apresiasi dari berbagai kalangan, baik dari komunitas Sekolah, Organisasi Non-Profit Climate Reality Indonesia hingga masyarakat umum. Bagi Nara, manusia hanya memiliki satu Bumi oleh karena itu penting bagi teman-teman seusianya dan masyarakat luas untuk menyelamatkan Bumi. Dimulai dari hal-hal yang sederhana yang dapat dilakukan dari rumah.
“Kita hanya memiliki satu Bumi, jadi penting bagi kita untuk melakukan hal-hal kecil yang bermakna untuk menyelamatkannya,” ujar Nara. (*)