Siedoo, Salah satu tugas pokok dan fungsi guru adalah mengajar. Proses membelajarkan kompetensi ke siswa merupakan tugas yang melekat. Sebagai tenaga fungsional, guru menjalankan fungsinya melayani siswa. Tupoksi ini bukanlah tugas yang ringan, bukan pula tugas yang berat, manakala ia kerjakan semua itu dengan penuh kerelaan.
Imej sebagian kecil masyarakat di masa pandemi bahwa guru makan gaji buta tidaklah benar. Jika guru berada di rumah di masa pandemi, ini bukanlah berarti guru tidak bekerja. Karena pembelajaran daring dapat dilakukan dari rumah.
Salah satu kegiatan guru yang dilakukan sebelum melakukan pembelajaran adalah membuat perencanaan. Setidaknya RPP 1 halaman sudah disiapkan manakala hendak mengajar.
Namun sebenarnya ada hal jauh lebih penting untuk disiapkan adalah membuat sarana konten pembelajaran. Sarana konten pembelajaran ditinjau dari segi pola interaksi ada 3 (tiga), yaitu: satu arah, dua arah, dan semi dua arah.
Sarana konten pembelajaran satu arah semisal membuat konten pembelajaran dengan mengunggah materi baik menggunakan file pdf, word, atau PPT. Lebih menarik lagi manakala guru membuat video pembelajaran memanfaatkan Youtube ataupun video yang tersimpan dengan Google Drive.
Dengan unggahan video tersebut, siswa dapat membuka sewaktu-waktu, tidak harus hari itu juga. Sambil menunggu kuota yang cukup, siswa dapat memanfaatkan konten. Kenapa satu arah? Karena siswa tidak dapat berinteraksi secara langsung.
Adapun sarana konten pembelajaran 2 arah semisal membuat pembelajaran virtual, baik memanfaatkan Zoom ataupun Google Meet. Guru menyajikan materi dengan tampilan yang ada di layar HP siswa. Siswa dapat terlibat dengan memberikan pertanyaan. Di sini juga, guru dapat melakukan ujian lisan, bahkan penilaian dapat dilakukan langsung pula saat itu.
Dalam Google Meet siswa dapat memanfaatkan waktu tanya jawab untuk berdiskusi dengan guru. Bahkan dalam tampilan semisal Google Meet juga menyediakan tampilan untuk melakukan chatting. Pertanyaan dan masukan dapat dilayangkan di menu tersebut.
Sebaiknya memang, setelah jam tatap muka virtual selesai, guru memberikan waktu ruang istirahat, agar siswa dapat saling ngobrol dengan teman yang lainnya. Hal ini yang sering tidak dilakukan, padahal siswa butuh saling bercanda untuk mengurangi kepenatan belajar di rumah.
Dalam tampilan Google Meet atau Zoom, guru tidak hanya menyajikan materi dengan tampilan muka saja, tetapi juga dapat menampilkan tampilan power point yang sudah disiapkan di rumah. Sambil menampilan slide demi slide, guru menjelaskan materi secukupnya. Jika siswa tidak paham, maka dapat bertanya langsung.
Sarana konten pembelajaran yang berikutnya adalah semi dua arah. Sarana konten ini memungkinkan siswa berinteraksi langsung, namun jika ketinggalan, maka dapat membuka dokumen yang sudah diunggah. Pemanfaatannya contohnya menggunakan kelas virtual dengan Google Classroom, Edmodo, atau lainnya. Demikian juga papan tulis virtual melalui website atau blog.
Google Classroom ini seperti pengganti ruang kelas. Ulangan dapat dijadwalkan, juga pengumuman lain seperti jadwal tatap muka atau pengumpulan tugas dapat difasilitasi. Kenapa semi dua arah? Karena siswa tidak harus terlibat dalam pembelajaran pada saat itu. Ada jeda waktu yang digunakan siswa untuk mengunggah semua tugas yang harus diselesaikan.
Demikian pula, siswa dapat mengunduh materi ketika ada kuota atau sewaktu-waktu dapat dilakukan. Selain itu, sarana konten pembelajaran di atas, dapat difasilitasi dengan WhatsApp, Facebook, Telegram, atau medsos yang lainnya. Selain itu, medsos tadi dapat digunakan sebagai sarana konten pembelajaran juga.
Namun, jika medsos tadi sebagai ‘satu-satunya’ sarana konten, maka pembelajaran menjadi tidak menarik. Guru terlihat kurang usaha.
Salah satu sarana konten pembelajaran yang sangat mendukung adalah penggunaan blog atau website. Melalui website, siswa dapat belajar apa yang disuguhkan gurunya baik tampilan Youtube, beberapa file PPT, pdf, ataupun penugasan.
Membuat konten pembelajaran dari sarana-sarana di atas bukan hal yang mudah. Butuh waktu, tenaga, serta pikiran yang tidak sedikit. Bahkan terkadang sebagian guru menyelesaikannya ketika berada di rumah.
Ini hanyalah sebagian dari tugas guru. Masih banyak tugas administrasi lainnya yang masih menanti. Oleh karenanya, tidak bijak manakala masih ada anggapan bahwa guru makan gaji buta. (*)