SURAKARTA – Tim Pengabdian Masyarakat Program Kemitraan PNBP Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahun 2020 telah melakukan riset pupuk organik. Riset pupuk organik dari limbah pewarna alami.ersebut telah diluncurkan pada Jumat (17/7/2020) lalu di Desa Puron, Kecamatan Bulu, Sukoharjo.
Prodi Agroteknologi FP UNS ini diketuai oleh Prof. Maria Theresia Sri Budiastuti. Dengan anggota tim yaitu Prof. Bambang Pujiasmanto, Prof. Supriyono, Prof. Djoko Purnomo, Dr. Puji Harsono, Trijono Djoko Sulistyo, M.S. Serta Aprilia Ike Nurmalasari, M.Sc., Ida Rumia Manurung, M. Agr., dan Desy Setyaningrum, M.P. (uns.ac.id, 10/8/2020)
Prof. Tuti menuturkan, pengabdian yang telah dilakukan yakni peningkatan nilai guna limbah ekstraksi pewarna alami Indigofera tinctoria menjadi pupuk organik. Produk pupuk organik yang dihasilkan diberi nama Komfera Semar (Kompos Indigofera Sebelas Maret). Pengabdian ini bekerjasama dengan CV Indigo Biru Baru yakni usaha yang bergerak di bidang pewarna alami biru yang terdapat di Desa Puron.
“Dalam proses ekstraksi tanaman Indigofera tinctoria menjadi pewarna alami biru menghasilkan limbah sebanyak 90% yang belum dimanfaatkan,” terang Prof. Tuti, Senin (10/8/2020).
Prof. Tuti menambahkan bahwa pemanfaatan limbah hasil ekstraksi pewarna alami Indigofera tinctoria menjadi pupuk organik merupakan bentuk perhatian dan kontribusi nyata UNS terhadap masyarakat. Yaitu dalam penanganan limbah yang hanya dibakar di pinggiran sawah saja. Tim Pengabdian PNBP Agroteknologi UNS juga telah melakukan analisis fisika dan kimia Pupuk Komfera di Environmental Biotechnology Laboratory PT Biodiversitas Bioteknologi Indonesia.
Prof. Tuti menjelaskan, hasil analisis pupuk menunjukkan bahwa pupuk organik limbah ekstraksi tersebut telah memenuhi persyaratan pupuk organik padat. Syarat berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011. Kandungan yang ada dalam pupuk organik limbah ekstraksi ini.
“Yaitu C organik 48,43%, C/N rasio 15,6, kadar air 48,49%, N total 3,26%, P total 0,98%, K total 1,75%, pH 9.22 dan berwarna cokelat kehitaman,” jelasnya.
Tim Pengabdian PNBP Agroteknologi UNS juga mengadakan kegiatan sosialisasi produk yang dilaksanakan di Balai Desa Puron. Dalam sosialisasi tersebut dihadiri oleh 36 orang yang terdiri dari gabungan kelompok tani dan kelompok wanita tani di Desa Puron. Selain itu juga dilakukan praktik pembuatan pupuk organik dari limbah hasil ekstraksi Indigofera tinctoria.
Warga Desa Puron tampak sangat antusias mengikuti sosialisasi dan demonstrasi. Bahan yang diperlukan untuk membuat pupuk organik Komfera yakni bahan limbah, kotoran sapi, dan dedak dengan perbandingan 1:60:10. Serta ditambahkan molase 500 ml dan EM4 500 ml untuk 150 Kg limbah.
Tim pengabdian juga telah melakukan uji coba penggunaan pupuk Komfera sebagai campuran media tanam pada beberapa tanaman sayuran. Seperti cabai rawit, cabai besar, tomat, terong, sawi, bayam, dan kangkung. Berdasarkan uji coba, tanaman sayuran tersebut dapat tumbuh dengan baik.
“Saat ini kami sedang melakukan penelitian uji coba pupuk organik pada tanaman Indigofera tinctoria di demonstrasi plot. Produksi pupuk organik Komfera ini juga masih dilakukan di Rumah Kompos,” jelas Prof. Tuti.
Sementara itu, Sekretaris Desa Puron, Eko Sudarisman, S.E. mengatakan, melalui pengabdian itu diharapkan dapat meningkatkan nilai limbah menjadi bernilai ekonomis di Desa Puron, Kabupaten Sukoharjo.
“Kami berharap semoga dengan adanya pupuk organik dari limbah industri ini dapat memberikan manfaat bagi warga Desa Puron. Terlebih jika pupuk organik dapat dikomersialkan dan dapat meningkatkan ekonomi warga,” ujar Eko Sudarisman. (Siedoo)