Siedoo, Kepiawaian dalam menentukan latar kisah dalam sebuah cerita pendek (cerpen) bisa membuat cerita lebih berbobot. Seperti dilakukan Maiyang Resmanti, mahasiswi Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dengan memilih budaya lokal pantai utara ‘Sintren’, dia berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasional, lomba menulis cerpen.
Maiyang Resmanti, mahasiswi semester 4 tersebut baru saja meraih predikat juara 2 lomba menulis cerpen tingkat nasional pada 21 Mei 2020 lalu. Lomba tersebut diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang.
“Awalnya, saya tidak terlalu berharap karena sudah lama tidak menulis cerita pendek. Biasanya nulis cerpen kalau ada tugas kuliah saja,” ujarnya di laman uns.ac.id (12/6/2020).
Lomba menulis cerpen tersebut dilakukan secara daring sejak awal Mei lalu. Setelah melalui proses pendaftaran pada 1-14 Mei, juri menilai karya peserta pada 15-20 Mei. Lalu pada 21 Mei, diumumkan melalui akun Instagram UKM Pramuka FMIPA UNNES dan laman http://mipa.unnes.ac.id/guslat/.
Pandemi Covid-19 berdampak pembatasan aktivitas di luar ruang. Tidak sedikit masyarakat yang mulai bosan dan jenuh, termasuk yang dialami oleh Maiyang. Ia mengusir kejenuhan tersebut dengan menulis cerpen yang ia ikutsertakan dalam lomba. Sebuah ide mengusir kejenuhan yang membawa keberuntungan.
“Salah satu yang membuat saya ikut lomba ini adalah untuk mengusir kejenuhan. Selama pandemi Covid-19 kita tidak boleh pergi ke mana-mana. Akhirnya saya eskpresikan kejenuhan tersebut melalui cerpen ini,” ungkapnya.
Cerpen yang ditulisnya bertemakan Perempuan Tangguh, dengan menjadikan Sintren sebagai latar cerpennya. Dalam cerpennya, Maiyang secara tidak langsung memasukkan isu feminisme. Dia berharap agar dapat memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti mengikuti lomba. Terlebih saat pandemi seperti ini pasti waktu yang dimiliki jauh lebih banyak.
Melalui prestasi ini, dia berharap mampu memberikan motivasi serta semangat kepada mahasiswa UNS untuk terus berkarya meskipun dalam situasi pandemi.
“Semoga saya bisa selalu berkarya dari ide sederhana di sekitar kita. Seperti cerpen yang saya tulis membahas budaya lokal di sekitar disertai isu feminis,” ujarnya. (*)