MEDAN – Universitas Negeri Medan (Unimed) menerapkan kuliah daring sejak 16 Maret hingga 17 April 2020, serta menerapkan work from home (WFH,) bekerja dari rumah bagi dosen dan pegawai. Menyikapi hal itu, tiga mahasiswa S2 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Program Pascasarjana Unimed melaksanakan ujian tesis secara daring pada tanggal 2 April 2020 di kediamannya masing-masing.
Pola ujian tesis daring ini dilakukan dampak dari merebaknya pandemi Covid-19 yang sedang dialami dunia. Akibatnya proses layanan akademik, termasuk ujian tugas akhir mahasiswa harus dilakukan secara daring. Rektor Unimed Dr. Syamsul Gultom, M.Kes. pun berkomitmen bahwa semua layanan akademik mahasiswa harus tetap berjalan dengan baik.
Ujian Tesis Daring
Mahasiswa Program Magister Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pascasarjana Unimed yang melaksanakan ujian tesis secara daring adalah Bobby Pratama Putra, Nurul Kusuma, dan Dinny Andriani. Ujian online dilakukan melalui program Zoom Meeting.
Rektor Unimed Dr. Syamsul Gultom mengucapkan terima kasih dan apresiasi tinggi pada Prodi S2 PBSI dan semua dosen yang telah memberikan pelayanan akademik terbaik. Dalam hal ujian tesis mahasiswa secara daring. Rektor juga selalu menyampaikan kepada pimpinan dan semua dosen, agar semua bentuk layanan akademik harus tetap dilaksanakan dengan baik dan efektif.
“Jangan ada diabaikan, walau kita sedang menerapkan WFH, bekerja dari rumah. Saya berharap jika ada mahasiswa Unimed yang mengalami kendala dalam mendapatkan layanan akademik di kampus, segeralah sampaikan dan diskusikan kepada ketua program studi,” katanya.
Permudah Ujian
Pada kesempatan itu, Dekan FBSI Dr. Abdurahman Adi Syaputera, M.Hum. setelah mengikuti ujian tesis secara daring mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari surat edaran Mendikbud dan surat edaran Rektor Unimed. Yaitu yang mempermudah mahasiswa untuk melakukan ujian sidang tugas akhir secara daring.
“Akibat merebaknya virus Corona yang tidak memungkinkan untuk melakukan ujian secara langsung atau tatap muka,” kata Abdurahman.
Pelaksanaan ujian tesis secara daring ini dilakukan hampir sama dengan ujian secara langsung dan tidak mengurangi esensi ujian tersebut. Perbedaannya hanya di tempat yang berjauhan, sementara pola ujiannya sama dengan tatap muka.
“Kita berharap pelayanan akademik terutama ujian tugas akhir mahasiswa jangan sampai terkendala hanya karena hambatan pencegahan Covid-19. Sehingga tidak ada mahasiswa yang dirugikan dalam menyelesaikan studinya,” ujarnya. (Siedoo)