Siedoo.com -
Daerah Kegiatan

SD Negeri Gondangrejo Tanamkan Kesadaran Bayar Zakat Sejak Dini

MAGELANG – Membayar zakat menjadi salah satu Rukun Islam yang harus dilakukan setiap muslim yang mampu. Kriteria ‘mampu’ untuk wajib zakat diajarkan melalui mata pelajaran  Pendidikan Agama Islam (Mapel PAI) mulai dari tingkat pendidikan dasar. Namun terkadang kesadaran membayar zakat harus dimiliki setiap muslim. Sehingga kesadaran membayar zakat sangat perlu ditanamkan sejak dini.

Hal itu dilakukan oleh SD Negeri Gondangrejo Windusari Magelang Jawa Tengah. Melalui kegiatan Ayo Membayar Zakat”, siswa di sekolah ini diajarkan pengetahuan tentang zakat hingga praktik membayar zakat melalui Amil Zakat. Pembelajaran berlangsung ketika belum ada kebijakan Belajar di Rumah, baru-baru ini.

Guru Mapel PAI SD Negeri Gondangrejo Mutiah, S.Pd.I mengatakan tujuan kegiatan praktik tersebut mengajarkan anak mampu memahami tentang zakat dan bagaimana cara mengelola zakat yang benar. Karena pemahaman dan kemampuan mengelola zakat juga perlu dimiliki siswa sebagai bekal kelak mereka dewasa dan menjadi bagian dari masyarakat.

“Agar para siswa memiliki sejak dini kesadaran kewajiban membayar zakat,” katanya.

Pembelajaran Lebih Menarik

Sedangkan Iis Wahyudiyati yang juga guru Mapel PAI di SD itu menambahkan dengan pembelajaran praktik akan lebih memahamkan siswa akan materi yang diajarkan. Selain itu, praktik kegiatan setiap materi pelajaran membuat pembelajaran lebih menarik dan variatif.

“Selain menghilangkan verbalisme, praktik ini menumbuhkan kemampuan atau kecakapan siswa akan suatu hal yang kelak tidak lepas dari kehidupannya,” tambah Iis.

Senada dengan para guru, Kepala SD Negeri Gondangrejo Rumiyati, S.Pd.SD mengatakan kegiatan praktik membayar dan mengelola zakat tersebut sangat inovatif dan menarik. Antusias dan minat siswa terhadap mata pelajaran atau materi yang disampaikan guru, tampak selama praktik berlangsung.

Baca Juga :  Kemenag Tegaskan, Mustahil Pemerintah Hapus Pendidikan Agama

Rumiyati berharap pembelajaran seperti itu terus ditingkatkan para guru di sekolah yang dipimpinnya. Agar dalam pembelajaran guru benar-benar hanya berperan sebagai fasilitator.

“Sesuai pembelajaran aktif, diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi pada dirinya sendiri,” harapnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?