MUNGKIN guru honorer jauh dari kata sejahtera. Gaji yang diperoleh selama mengajar berkisar Rp 250 ribu sampai Rp 700 ribu per bulan.
Bila gaji itu sebagai satu-satunya sumber nafkah untuk keluarga, tentu bisa dibilang kurang.
Untuk menutupi kekurangannya, seorang guru honorer melakukan bebeberapa langkah. Ada yang nyambi jadi tukang ojek, jadi biduan, jadi pemulung, jadi petani.
Tapi kalau perilaku ini jangan ditiru ya? Sebab, yang dilakukannya terkait pencurian.
Ini sebagaimana yang dilakukan pria berinisial K pada masa Oktober lalu.
K merupakan seorang guru honorer di sebuah sekolah dasar di Surabaya, Jawa Timur. Warga Kemayoran, Bangkalan, Madura itu diduga menjadi otak dalam pencurian motor.
Bermula dari desakan kebutuhan hidup, ayah empat anak itu nekat mencuri sepeda motor.
Lokasinya berada di parkiran sebuah minimarket di kawasan Banyu Urip, Surabaya. Ia beraksi selepas maghrib bersama sepupunya berinisial MR. Ia berhasil ditangkap kepolisian setempat.
Dari yang diberitakan Liputan6, K berperan jadi joki motor. Sedangkan, MR dibonceng di belakangnya. Mereka kemudian berputar-putar sebelum menentukan target.
Dari keterangan tersangka, terpaksa mencuri karena terdesak kebutuhan hidup.
Ia mengeluh gajinya sebagai guru honorer sebesar Rp 700 ribu tidak cukup untuk menghidupi istri dan empat anaknya.
“Pikiran saya buntu,” aku pria berkulit sawo matang ini.
Aksi ini pernah dilakukannya. Barang curian dijual ke Madura, rata-rata harganya Rp 1,7 juta.
Semoga kedepan, pemerintah bisa benar-benar memperhatikan guru honorer atau guru tidak tetap (GTT).
Pak Presiden Jokowi memamg pernah memberikan sinyal yang baik untuk guru honorer.
Sinyal itu diberikan saat pidato puncak peringatan Hari Guru Nasional di Bekasi, Sabtu 1 Desember lalu.
Sinyalnya, Pak Jokowi berencana akan mengangkat guru honorer menjadi CPNS.
Yang diangkat bukan sembarang orang. Ini kreteria yang diinginkan Pak Jokowi.
“Guru yang sudah mengabdi lama, memenuhi kompetensi, dan kualifikasi diutamakan,” katanya sebagaimana ditulis Jawa Pos.
Sinyal itu disambut positif. Barangkali Anda salah satunya.
Tetapi, ada yang memperingatkan, agar apa yang disampaikan Pak Jokowi itu bukan hanya sekedar janji. Apalagi ini menjelang tahun politik, tahun 2019, pemilu presiden.
Wakil Ketua II Bidang Akademisi dan Profesi PGRI Kabupaten Tasikmalaya Ade Dasmana akan menunggu janjinya itu.
Ia ingin yang dijanjikan Pak Jokowi, bisa betul-betul ada implementasinya.
“Bagi kami anggota dan pengurus PGRI di Kabupaten Tasikmalaya tidak serta merta bahagia dengan sambutan Presiden,” akunya.
Ia juga ingin sekali memegang komitmen Pak Jokowi.
“Yang penting kita lihat saja, apakah betul-betul beliau mau mengawal perjuangan PGRI. Kita tunggu saja,” jelasnya.
Lalu apa tanggapan Anda, terhadap guru honorer hingga sinyal pengangkatan menjadi CPNS?
Berikan komentarnya.