Siedoo.com - Belajar literasi budaya, anggota TBM Omah Buku, Mungkid mengunjungi candi Selogriyo di Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang. l foto : Narwan l Siedoo
Daerah Kegiatan

Anggota Omah Buku Belajar Literasi Budaya Lewat Arkeowisata

MAGELANG – Literasi budaya dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang berbasis kebudayaan. Seperti jelajah candi, telusur situs, wisata budaya, dan sebagainya. Literasi budaya menjadi lebih bermakna bagi generasi masa kini terutama generasi anak-anak.

Hal ini seperti dilakukan anggota Taman Baca Masyarakat (TBM) Omah Buku yang beralamat di Blondo, Mungkid, Magelang dalam mengawali tahun baru 2020. Sebanyak 30 anak anggota Omah Buku mengadakan kegiatan akeowisata mengunjungi Candi Selogriyo di wilayah Windusari Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah, Rabu (1/1/2020).

Menurut pengelola TBM Omah Buku, Budi Susilo, tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan benda cagar budaya, agar tumbuh minat dan sikap melestarikan dan menghormati terhadap benda-benda bersejarah warisan nenek moyang.

“Anak-anak tidak hanya sekedar tahu wujud candi, namun lebih agar mereka memiliki kebanggaan terhadap warisan budaya dan melestarikannya,” kata Budi.

Belajar Sejarah dengan Seksama

Menurut perawat Candi Selogriyo, Maryono dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, tujuan kunjungan anak-anak tersebut sesuai dengan pemanfaatan candi sebagai cagar budaya.

“Seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, bahwa cagar budaya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan agama, sosial , pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan pariwisata dengan izin pemerintah dan/atau masyarakat hukum adat yang memiliki dan/atau menguasainya,” jelas Maryono.

Selanjutnya, Maryono menjelaskan bahwa Candi Selogriyo ditetapkan sebagai benda cagar budaya dengan surat Penetapan Cagar Budaya Nomor 57/PW.007/MKP/2010. Candi yang berlokasi di Dusun Campurejo, Desa Kembangkuning, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang ini seakan ‘bersembunyi’ di lekukan pegunungan.

Belajar dan Bermain

Dengan belajar di tempat itu, anak-anak menjadi tahu bahwa candi dengan ukuran 4,2 x 4,2 m dengan tinggi 4,9 m tersebut merupakan candi bernafas Hindu. Candi Selogriyo ditemukan pada tahun 1835 oleh Hartmann, Residen Magelang pada masa penjajahan Belanda.

Baca Juga :  Kemenag Kota Magelang Siap Kawal agar Agama tidak jadi Alat Politik

Sementara itu menurut Budi Susilo, anak-anak TBM Omah Buku sudah mengunjungi semua candi di Kabupaten Magelang lewat kegiatan jelajah candi. Ke depan anak-anak akan diajak mengunjungi candi di luar daerah.

“Kami rencanakan berkunjung ke Candi Palgading dan candi-candi lain di daerah Sleman Yogyakarta,” katanya.

Selain belajar literasi budaya, anak-anak TBM Omah Buku juga diajak melakukan permainan ketangkasan, deklamasi, dan baca puisi serta menikmati keindahan alam di sepanjang perjalanan ke dan dari lokasi candi. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?