Siedoo.com - Sofyan Kurniawan, A.Md, Sukma Nur Abdillah, S.Kom dan Andri Trismanto, S.Kom bersama dua mobil pribadi yang dimodifikasi berteknologi injeksi | foto: Fauzi Bayu Sejati | Siedoo
Daerah

Ciptakan ECU Sendiri, Mobil Berkaburator Disulap Menjadi Injeksi

MAGELANG  – Perkembangan teknologi yang semakin pesat disebabkan dari pengembangan ilmu pengetahuan dalam menciptakan inovasi terbaru. Pengembangan teknologi tidak hanya dari sebuah perusahaan, namun juga dari kalangan masyarakat. Salah satunya, sekelompok orang yang mengabdi di Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang, Jawa Tengah.

Mereka yang merupakan alumni kampus tersebut menerapkan teknologi injeksi untuk mobil berkaburator. Tim tersebut diantaranya Sofyan Kurniawan, A.Md, Sukma Nur Abdillah, S.Kom, Andri Trismanto, S.Kom, Ibnu Fajar, M.Kom, Saefudin Dani, A.Md dan Oktava Suganda, S.Kom.

“Kebetulan saya punya mobil yang berkaburator. Rencana intinya ingin menyamai dalam hal efisiensi penggunaan bahan bakar agar hampir mendekati sama dengan mobil yang injeksi. Kalau memasang part injeksi mobil yang original harganya mahal dan saat setting mengikuti ECU (Engine Control Unit) yang asli kita belum menguasai, malah kita ingin membuat ECU sendiri,” kata Electrical Enginer dan Laboran Otomotif UM Magelang Sofyan Kurniawan, A.Md.

Dirinya mengaku, mobil yang dipergunakan merupakan mobil pribadi dan menggunakan dana pribadi timnya. Kelebihan setelah dipasang teknologi injeksi dapat menghasilkan tenaga laju yang lebih tinggi, akselerasi lebih kuat dan bahan bakar meningkat menjadi lebih hemat sekitar 12 persen dan efek samping negatif cenderung tidak ditemukan.

Dalam pengerjaan inovasi  tersebut, bagian controler menggunakan Arduino dan komponen injektor menggunakan injektor motor Yamaha Vixion.

Programer tim, Sukma Nur Abdillah, S.Kom menjelaskan, memakai Arduino dan mencoba seberapa batas limitnya ketika dipergunakan, karena dalam hal semacam ini perlu kecepatan yang tinggi untuk memproses data.

“Ada beberapa sensor yang dipasang di mesin, ketika ada sensor itu harus menyemburkan bahan bakar ke mesin dalam sekian mili second dan mati dalam sekian mili second. Kalau procesornya kecil atau lama prosesnya, maka mesin akan ngadat,” kata Programer dan Staf IT Universitas Muhammadiyah Magelang, Sukma Nur Abdillah, S.Kom.

Baca Juga :  Praktik Ibadah Juga Diimbangi Kepekaan Sosial

Ditambahkan, mobil injeksi dari pabrikan sekarang menggunakan satu silinder satu injektor, misalnya ada empat silinder terdapat empat injektor. Sedangkan hasil karya bersama kelompoknya tersebut, satu injektor untuk melayani empat silinder.

“Kalau dari segi teknis memang membuat injektor lebih bekerja keras, tapi tidak masalah karena kita memang ingin mencoba dan menguji batasan – batasan. Saya lebih penasaran sejauh mana microcontroller Arduino itu bisa kuat, karena memang akan ada pengembangan berikutnya dengan beberapa microcontroller,” jelasnya.

“Jadi kita akan riset mana yang lebih tepat untuk project selanjutnya, karena karakteristik setiap microcontroller itu berbeda,” tambahnya.

Rekan satu tim Andri Trismanto, S.Kom mengatakan, harapan kedepannya masih akan mengembangkan. Namun, hasil kerja keras timnya tersebut, sudah mengundang perhatian dan ada orang lain yang meminta untuk mobilnya dibuatkan semacam itu.

“Pada intinya itu, sesuatu yang dirasa tidak mungkin, asalkan kita punya keyakinan  bisa merealisasikan dengan keilmuwan yang kita dapat di bangku kuliah dan mengembangkannya, pasti bisa terwujud. Kita juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mukhtar Hanafi, ST., M.Cs karena sudah membantu kami dalam memberi bimbingan dan sharing tentang programing,” imbuh sosok yang juga Staf IT UM Magelang tersebut. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?