Siedoo.com -
Nasional

Pesan Perjuangan 17 Pahlawan Indonesia, Nomor 16 Tetaplah Digenggam Demi Pendidikan Bangsa

Siedoo, Bangsa Indonesia tiap 10 November memperingati Hari Pahlawan. Tidak sedikit kata-kata membara dari mereka yang menggugah semangat anak bangsa. Semangat untuk bergerak, semangat untuk menggapai mimpi, semangat untuk memperbaiki diri.

Jangan sampai kata-kata berkelas dari mereka hanya berhenti di ucapan, mengendap di hati. Resapi, renungkan, bergerak, teruskan perjuangan mereka untuk tatanan bangsa ke arah yang lebih baik. Selamat Hari Pahlawan.

“Aku Pahlawan Masa Kini”

Berikut pesan-pesan perjuangan dan kata mutiara dari sebagian pahlawan di Indonesia:

1. Nyi Ageng Serang

“Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada  Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya.”

2. Jenderal Sudirman

“Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus.”

3. Prof. DR. R. Soeharso

Right or Wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu pula kita wajib memperbaikinya.”

4. Prof. Moh. Yamin, SH

“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri.“

5. Supriyadi

“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi.”

6. Teuku Nyak Arif

“Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama. “

7. Abdul Muis

“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang.”

8. Pangeran Sambernyowo / KGPAA Mankunegoro I

Baca Juga :  Menanamkan Jiwa Kepahlawanan Kepada Anak Melalui Pendekatan Emosional

Rumongso melu handarbeni ( merasa ikut memiliki ) – Wajib melu hangrungkebi ( wajib ikut mempertahankan ) – Mulat sario hangroso wani ( mawas diri dan berani bertanggung jawab ).”

9. Pattimura

“Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimurapattimura muda akan bangkit”.

10. Silas Papare

“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku.”

11. Bung Tomo

“Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan”.

“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga.”

12. Gubenur Suryo

“Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali.”

13. Ir. Soekarno

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.  Dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

“Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.”

14. Moh. Hatta

“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita.”

“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”

15. R.A. Kartini

“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tidak dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung.”

Baca Juga :  Jangan Terkejut, CPNS 2019 Hanya untuk 3 Daerah Ini

16. Ki Hajar Dewantara 

Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh) Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat) Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan).”

17. I Gusti Ngurah Rai

“Kami sanggup dan berjanji bertempur terus hingga cita-cita tercapai.” (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?