JAKARTA– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa ruh dari semua gerakan pendidikan adalah literasi. Guru Besar Universitas Negeri Malang itu mengingatkan agar makna literasi jangan direduksi sekadar membaca buku saja.
“Padahal literasi itu tidak hanya membaca buku saja. Melalui membaca itu kemudian seseorang memiliki perspektif baru. Kemudian dia juga membuat karya. Proses itu terjadi terus menerus sepanjang hayat,” ungkapnya.
Mendikbud berharap agar program literasi yang dijalankan dapat tertanam dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
“Bagaimana menanamkan sikap positif gemar membaca, gemar menulis, gemar berimajinasi, itu yang harus kita dorong. Terutama termasuk para guru, tutor, bahkan kepada para tokoh masyarakat. Menyadarkan mereka tentang betapa pentingnya literasi itu,” ungkap Muhadjir.
Guru hendaknya dapat membimbing dan merangsang siswa untuk berkreasi dari referensi yang dibacanya. Tidak sekadar mewajibkan untuk membaca buku saja, tetapi memantik diskusi sehat yang melatih daya kritis dan kemampuan berkomunikasi.
“Gerakan literasi itu harus bisa merangsang anak untuk berimajinasi terhadap apa yang dia baca. Kemudian dia mengekspresikan mengenai apa yang dia baca. Kemudian dia bisa membuat karya yang lain dari apa yang sudah dibacanya tadi,” jelas Muhadjir.
“Sekarang anak-anak bisa mendapatkan informasi, pengetahuan dari mana saja. Dari internet, makanya guru jangan terpaku literasi itu membaca buku saja,” tambahnya.
Pada peta jalan GLN 2016—2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan enam literasi dasar yang wajib dikembangkan melalui tripusat pendidikan (sekolah, keluarga, dan masyarakat). Di antaranya literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial serta literasi budaya dan kewarganegaraan.
Terdapat lima tema dalam DKT GLN Tahun 2019, yaitu: Peta Jalan GLN Tahun 2019—2024, Rancangan pembuatan Peraturan Presiden (Perpres)/Instruksi Presiden (Inpres) tentang GLN, Praktik/Aksi Baik GLN, Literasi Digital, dan Literasi Numerasi.
“Mendatang, kita akan coba fokus pada dua literasi, yaitu literasi digital dan literasi numerasi,” kata Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Dadang Sunendar. (Siedoo)