JAKARTA – Mohammad Tabrani diusulkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Tokoh nasional ini telah berjasa dalam memperjuangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kemendikbud, Dadang Sunendar mengatakan, atas jasa almarhum kepada negara ini yang luar biasa dari berbagai bidang. Salah satunya dalam bidang bahasa.
“Kami berupaya memberikan yang terbaik dan mengusulkan Mohammad Tabrani sebagai Pahlawan Nasional,” katanya.
Mohammad Tabrani lahir pada 10 oktober tahun 1904. Ia ikut memimpin Kongres Pemuda Pertama di Solo pada tahun 1926. Dalam usia yang masih muda, kurang lebih 22 tahun, Tabrani sudah memiliki pemikiran besar, dan menjadi tonggak sejarah yang melahirkan kemerdekaan Indonesia.
Diakuinya, semua telah sepakat Mohammad Tabrani merupakan orang pertama yang mencetuskan agar bahasa Indonesia menjadi bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keberanian almarhum, kata Dadang, sangat luar biasa.
“Anak-anak muda agar memahami betul bahwa sejarah bangsa ini tidak dibangun begitu saja. Tetapi, perlu perjuangan yang luar biasa dari berbagai bidang. Salah satunya dari bidang bahasa,” tutur Dadang Sunendar.
Selain mengusulkan sebagai Pahlawan Nasional, kata Dadang, untuk mengenangnya, Kemendikbud menempatkan nama Tabrani sebagai nama salah satu gedung terbesar di kantor Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Rawamangun, Jakarta Timur.
Beberapa bulan yang lalu, Dadang sudah menandatangani perubahan nama gedung yang paling besar di Badan Pengembangan Bahasa dan Pembukuan. Awalnya bernama gedung Samudera, sekarang secara resmi menjadi gedung Mohammad Tabrani.
“Semoga perubahan nama ini memberikan makna yang penting bagi kita semua, dan mengingatkan kita bahwa almarhum sebagai penggagas bahasa negara ini,” terangnya.
Terkait dengan pengusulannya sebagai Pahlawan Nasional, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Hurip Danu Ismadi, mengatakan hal itu sebagai tindaklanjut arahan Mendikbud pada kegiatan kebahasaan tahun 2018 di Solo, Jawa Tengah.
Saat itu menghasilkan rekomendasi perlunya pengajuan, mencari, dan mengkaji tokoh bahasa Indonesia. Dan, beberapa waktu lalu pihaknya melakukan kajian terhadap tokoh tersebut dengan melibatkan berbagai ahli dan juga masukan-masukan dari berbagai pihak yang mengkaji tokoh bahasa Indonesia, penggagas bahasa Indonesia.
“Maka, pada rapat terakhir kita menyimpulkan, kemudian menetapkan bapak Mohammad Tabrani sebagai tokoh dalam penggagas bahasa Indonesia,” terang Hurip Danu.
Pada tanggal 6 Agustus 2019, katanya, akan diajukan untuk pemberian penghargaan dari Mendikbud. Selain itu, untuk memperkuat ketokohan Mohammad Tabrani dan sebagai prasyarat pengajuan sebagai Pahlawan Nasional, Kemendikbud akan menyelenggarakan seminar dan diskusi terpumpun yang akan membahas tentang ketokohannya.
“Proses tersebut akan kita lalui untuk pengajuan ketokohan Mohammad Tabrani. Mudah-mudahan bisa terwujud,” tegasnya.
Anak bungsu Mohammad Tabrani, yakni Amie Primarni Tabrani, memberikan apresiasi kepada Kemendikbud yang memberikan penghargaan terhadap jasa-jasa almarhum.
“Saya sendiri tidak pernah membayangkan akan mendapatkan apresiasi seperti ini dari Kemendikbud,” ucapnya.
Ia menyampaikan cerita-cerita yang disampaikan almarhum kepada dirinya.
Diceritakan, di buku almarhum, ketika seminar dalam Kongres Sumpah Pemuda itu kemudian mencetuskan Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia, dan Berbangsa satu, Bangsa Indonesia.
“Semua setuju karena pada saat itu zaman penjajahan di mana Indonesia terpecah-pecah sehingga persatuan menjadi impian,” jelasnya.
Diterangkan, saat itu, mereka merasakan betul terpecah belah itu tidak enak. Sehingga, banyak dibentuk jong-jong muda, seperti Jong Jawa, Jong Sumatera, Jong Sumenep, yang sengaja dipecah belah Belanda dengan politik Devide Et Impera.
“Justru itulah yang melahirkan rasa kebangsaan yang luar biasa, sampai pada titik ketiga yakni bahasa,” tambahnya.
Amie menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah atas pengembangan dan pelindungan bahasa Indonesia.
“Kami berterimakasih sekali, apalagi di era milenial ini di mana anak-anak muda berbahasa asing sangat biasa, tetapi boleh jadi bahasa Indonesia-nya harus belajar kembali. Mungkin ini yang perlu kita kembangkan kedepan sehingga kita punya ikon bagaimana mengembangkan bahasa Indonesia,” tandasnya. (Siedoo)