BOGOR – Merupakan hal penting memberikan penghargaan kepada para inovator sebagai penyemangat untuk terus berinovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Namun hal itu jangan hanya dilihat nilai besar atau kecilnya penghargaan yang diberikan.
Karena itu, merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada innovator. Sementara pihak pemberi akan terus berupaya mengejar royalti dari inovasi-inovasi lainnya yang telah diimplementasikan secara komersial.
Demikian disampaikan Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan, Prof. Dr. Erika Budiarti Laconi. Pernyataan itu dilontarkan saat acara penyerahan royalti yang dikoordinasikan oleh Direktorat Inovasi dan Kekayaan Intelektual (DIK) IPB di Kampus IPB Darmaga, Bogor.
Apresiasi kepada para inovator tersebut disampaikan oleh IPB dengan memberikan royalti atas pemanfaatan inovasi IPB secara komersial oleh PT Bogor Life Science and Technology (BLST). Yaitu dua inovasi tanaman pangan berupa Padi IPB 3S dan Pepaya Calina.
Sementara, Direktur Inovasi dan Kekayaan Intelektual IPB, Dr. Syarifah Iis Aisyah memaparkan capaian IPB di bidang inovasi dan ketentuan royalti yang berlaku di IPB. Proporsi pembagian royalti adalah 40 persen untuk pihak yang menghasilkan (inovator), 20 persen untuk unit kerja yang menghasilkan dan 40 persen untuk IPB.
“Ketentuan tersebut berdasarkan SK Rektor IPB Nomor 065/2006 tentang Perubahan SK Nomor 209/2004 Tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Intelektual di IPB,” ujarnya dilansir ipb.ac.id.
Secara simbolis royalti diserahkan oleh Prof. Erika kepada dua orang perwakilan tim inovator IPB. Yaitu kepada Dr. Hajrial Aswidinnoor untuk inovasi Padi IPB 3S dan Dr. Enisar Sangun yang mewakili almarhumah Prof. Dr. Sriani Sujiprihati, untuk inovasi Pepaya Calina.
Padi IPB 3S dan pepaya Calina telah dimanfaatkan secara luas di masyarakat, bahkan beberapa pihak memberikan nama pepaya California untuk pepaya Calina. Dulu almarhumah Prof. Dr. Sriani Sujiprihati punya cita-cita ingin menggantikan produk buah dari Bangkok dan saat ini tercapai.
“Sekarang produk-produk buah Bangkok sudah mulai tergantikan. Pepaya Bangkok kalah dari pepaya Calina,” kata Dr. Enisar Sangun yang juga suami Prof Dr Sriani Sujiprihati (almh).
Prof. Erika berharap berikutnya akan muncul Durian IPB, Alpukat IPB, dan lain-lain. Pemberian apresiasi kepada para inovator atas royalti yang diraih, diharapkan dapat memacu semangat inovator lain di lingkungan IPB untuk lebih mengembangkan inovasinya. (Siedoo)