Siedoo, Dua pelajar SMAN 3 Denpasar, Bali berhasil menorehkan prestasi dalam ajang kompetisi The Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2019 di Phoenix, Amerika. Kedua siswa tersebut yaitu I Made Wiratathya Putramas dan Carolline Mathilda Nggebu.
Mereka berhasil meraih 4th Grand Award Intel ISEF 2019 untuk kategori Earth and Environmental Sciences: Life Sciences. Untuk karya ilmiah mereka: ‘Potential Identification and Application of the Rhizophora apiculata and Sonneratia alba as a Bio Antifouling Agent for Antifoulant Paints’. Pengumuman pemenangnya dilakukan pada Jumat (17/5/2019) pagi waktu Amerika Serikat.
Dilansir updatekareba.com, mereka sebelumnya juga berhasil mendapatkan Special Award kategori Physical Science dari Sigma Xi, sebuah organisasi keilmuan internasional. Keduanya meneliti potensi zat aktif dari tumbuhan mangrove jenis rhizophoraapi culata yang terdapat di Pantai Serangan, Bali untuk bahan baku cat ramah lingkungan pada kapal laut.
“Kami tidak menetapkan target yang terlalu tinggi pada ajang ini. Namun, penghargaan yang berhasil kami raih ini menjadi sepadan dengan beberapa kesempatan yang harus kami lewatkan agar kami bisa fokus pada penelitian ini,“ ucap Dera, panggilan akrab I Made Wiratathya Putramas dilansir beritabali.com.
Kedua siswa tersebut awalnya tertarik melakukan penelitian setelah mengamati proses biofouling atau penempelan biologis pada infrastruktur pantai. Di mana peristiwa ini berpotensi invasif menyebabkan kerusakan, menambah berat kapal, memperpendek umur dan daya guna infrastruktur.
Pada sisi lain, penggunaan cat antifoulant yang mengandung TBT selama ini telah dilarang karena menimbulkan efek buruk pada organisme laut nontarget. Akibatnya diperlukan bahan pengganti alami. Bahan tersebut didapatkan dari isolasi senyawa antifouling yang dihasilkan secara alami dari organisme laut dan pantai seperti mangrove jenis Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba.
Hasil uji lapangan secara umum menunjukkan jika ekstrak Rhizopora apiculata dan Sonneratia alba menunjukkan aktivitas antifouling yang baik. Sedangkan dilihat dari konsentrasi ekstrak yang digunakan, konsentrasi 12,5% lebih efektif untuk mencegah fouling dibandingkan konsentrasi 25% dan 50%. (*)