Siedoo.com -
Featured Nasional

Ketika Akademisi, Politisi, dan Jurnalis Berbicara Pancasila

MAGELANG – Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang menggelar Seminar Nasional “Implementasi Nilai-nilai Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”, Rabu (20/9/2017). Kegiatan di Aula Fikes UM Magelang, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jateng tersebut merupakan rangkaian Milad ke-53 UM Magelang. Wakil Rektor I UM Magelang Purwati memebuka seminar yang diikuti 300 peserta dari berbagai kalangan tersebut.

Acara ini dilaksanakan tidak lepas dari implementasi nilai-nilai Pancasila di kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara perlu dilakukan untuk keutuhan suatu bangsa. Sosialisasi terus dilakukan di tengah kondisi masyarakat Indonesia yang makin kritis dan beragam. Berbagai narasumber didatangkan pada acara ini, mulai dari politisi, akademisi, jurnalis dan lainnya.

“Penegakan sistem pancasila dapat dilakukan melalui sistem pendidikan,” kata Dyah Adriantini Sinta Dewi, akademisi dari UM Magelang saat memaparkan tentang implementasi Pancasila dari sudut akademis.

Dyah menyampaikan berbagai masalah yang muncul akibat kurangnya nilai Pancasila. Seperti, bullying, ujaran kebencian dan kejahatan genosida.

“Dulu ada mata pelajaran PMP, Penataran P4, PKN (Pendidikan Kewarganegaraan), sekarang digantikan dengan pendidikan bela negara,” jelas Dyah.

Selain dirinya, Plt Kepala Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara serta Pengelolaan TIK Mahkamah Konstitusi Wiryanto juga menjadi pembicara. Ada juga yang lain Muhammad Fauzan (Guru Besar Universitas Jenderal Sudirman), Amir Machmud (Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Tengah), dan Ahmad Hanafi Rais (Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI).

Para narasumber itu menyampaikan materi dari sudut pandang yang berbeda. Guru Besar Universitas Jenderal Sudirman Muhammad Fauzan misalnya. Ia menyampaikan, implementasi pancasila dari sudut ketatanegaraan. Dalam pergantian pemerintahan, antara pemerintahan yang lama dengan yang baru diperlukan sustainabilitas antar keduanya.

“Sehingga akan tercipta keselarasan yang sesuai dengan nilai Pancasila. Masyarakat juga akan menjadi lebih mudah menyerap kebijakan baru yang ada,” jelasnya.

Baca Juga :  Filantropi Kids Zaman Now, Tumbuhkan Kepedulian Sesama

Ia menambahkan bahwa pengajaran nilai Pancasila bukan tergantung dari kata-katanya. Atau siapa yang mengajarkan Pancasila tersebut.

“Namun, yang terpenting adalah perilaku sang pengajarnya,” kata dia.

Adapun wartawan senior Amir Machmud menyampaikan materi tentang media dan implementasi nilai-nilai Pancasila. Ia membahas nilai Pancasila di dalam diri wartawan. Media dinilai sangat berperan dalam mengimplementasian nilai Pancasila.

“Hal ini sesuai fungsi normatif media menurut Undang Undang Pers. Kemudian orientasi dan sikap media yang berjiwa sosial tinggi dan jujur dalam menyampaikan informasi juga merupakan bentuk nilai Pancasila,“ jelas Amir.

Pemateri yang terakhir yaitu Ahmad Hanafi Rais menyampaikan materi implementasi Pancasila dalam politik. Menurutnya, di dalam politik itu yang terpenting adalah who get whats, how and way. Yakni, pelakunya apa yang akan didapatkan, bagaimana dan mengapa harus dibahas di dalam politik.

“Menurut saya, kenapa orang itu berpolitik? Maka jawabannya haruslah dikarenakan landasannya atas Pancasila,” ungkapnya.

Putra Amien Rais ini menyatakan, pemerintah harus mampu membawa Pancasila yang awalnya hanya sebuah ideologi, kini menjadi karakter bangsa. Yang harus dihadapi saat ini adalah tantangan di era globalisasi dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.

“Pancasila agar tetap menjadi ideologi negara, tetap sebagai dasar negara. Serta, menjadi dasar akhlak masyarakat dalam berbangsa dan bernegara,“ kata dia.

Apa Tanggapan Anda ?