JAKARTA – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus menjaga komitmen mencetak entrepreneur muda bertajuk ‘Kuliah Kewirausahaan Pemuda’. Kali ini kuliah umum dilakukan di Universitas Tarumanagara (Untar), Jakarta Barat, dengan tema ‘Peluang dan Tantangan Kewirausahaan Terkini bagi Milenial’.
Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora Imam Gunawan yang mewakili Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni’am Sholeh menuturkan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian anjangsana. Untuk memberikan kuliah kewirausahaan yang saat ini bertempat di Untar.
Imam menuturkan, alasan memilih Untar karena kampus itu mempunyai kepedulian untuk pengembangan kewirausahaan ke depannya. Hal itu ditunjukkan dengan berbagai macam program dan mata kuliah yang sudah terintegrasikan di Untar. Salah satunya menggelar program Enterpreneur Week (pekan wirausahawan mahasiswa), baik itu ajang kewirausahaan maupun ajang promosi.
Ajang Enterpreneur Week untuk memberikan kesempatan bagi para mahasiswa yang ingin berusaha dengan mereka menciptakan peluang.
“Karena itu, saya pikir kerja sama dengan Untar sangatlah tepat. Karena universitas ini memiliki tagline ‘kampus calon profesional dan kampus calon bos, termasuk juga mengembangkan karakteristik enterpreneur’,” kata Imam dilansir sindonews.com.
Dia berharap kerjasama dengan Untar menjadi salah satu dari sekian banyak perguruan tinggi yang mampu menjadi sebuah lingkungan. Untuk menumbuhkan para wirausahawan muda berprestasi di masa mendatang.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi Untar, Sawidji Widoatmodjo mengucapkan terima kasih kepada Kemenpora yang membangun kerja sama dengan Center Resource Development Fakultas Ekonomi Untar. Dia menuturkan, Center Resource Development adalah lembaga yang ada di Fakultas Ekonomi Untar yang memiliki pekerjaan utama. Yaitu menyelenggarakan seminar dan kursus pendek bagi siapa pun berminat mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada.
“Dalam waktu dekat akan ada Enterpreneur Week, di mana para mahasiswa harus menjualkan produk-produk mereka dan akan dinilai oleh pihak kampus. Bagi mahasiswa yang tidak bisa menjual produknya, maka mereka tidak akan lulus,” kata Sawidji diwartakan untar.ac.id. (Siedoo)