Siedoo.com -
Internasional Tokoh

Guru Besar Biokimia Prof Nyoman Presentasikan Penelitiannya di Jerman

Siedoo, Universitas Airlangga (Unair) semakin gencar untuk meningkatkan partisipasinya dalam berbagai forum ilmiah. Itu dibuktikan melalui keterlibatan sejumlah akademisi pada kegiatan konferensi di tingkat lokal dan internasional. Guna meningkatkan kemampuan serta memberikan wadah bagi akademisi untuk melakukan pengembangan riset.

Kali ini Prof. Dr. Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si., salah seorang dosen dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair. Dia berkesempatan untuk menghadiri 4th Green & Sustainable Chemistry Conference di Dresden, Jerman, pada 5-8 Mei lalu. Dalam pertemuan tersebut, dia memaparkan penelitiannya mengenai pengolahan biomassa dari limbah pertanian.

”Presentasi saya berjudul Research Based Learning on Biomass Acting Enzymes to Develop Human Resources for Green Technology Competency in ASEAN Countries,” jelas Prof. Nyoman ditulis unair.ac.id.

Menurut Prof. Nyoman, pengolahan biomassa dari limbah pertanian tersebut dapat menghasilkan bahan alami yang lebih bermanfaat. Di antaranya, pupuk organik, pakan ternak, dan pengolahan kertas bekas. Sebelum menjadi bahan alami, pengolahan terhadap biomassa akan melalui proses pendegradasian dengan enzim yang disebut excelzyme.

Excelzyme merupakan enzim konsorsium yang bekerja untuk memaksimalkan limbah pertanian. Itu merupakan hasil riset dari Prof. Nyoman bersama tim Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati Unair selama hampir dua dekade.

Menariknya, Excelzyme juga telah memperoleh hak paten serta diakui dalam GenBank dan Protein Data Bank (PDB).

”Selain conference, saya juga mengikuti Workshop di hari pertama dengan tema ‘Be an entrepreneur! – A Workshop for Curious Scientists’. Di sini, kami mendiskusikan proses hilirisasi produk riset menjadi produk komersial agar dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.

Alumnus Unair yang juga guru besar bidang biokimia Unair itu menuturkan bahwa dalam konferensi tersebut, dirinya bertemu dengan orang-orang hebat. Mereka saling berdiskusi dan memberikan masukan satu sama lain. Salah satunya mengenai cara untuk mengubah hasil riset menjadi bisnis yang potensial.

Baca Juga :  Ida Widianingsih, Teliti Peran Perempuan di Australia dan Indonesia

”Mereka memberikan saran untuk tidak mem-publish produk sebelum dipatenkan. Selain itu, kita juga harus bisa meyakinkan stakeholder jika produk kita ini sangat bagus dan memiliki harga yang kompetitif. Harus yakin bisa komersial,” tegas peraih Satyalancana tersebut. (*)

Apa Tanggapan Anda ?