MAGELANG – Anak dengan disabilitas adalah anak yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan atau sensori yang berpengaruh pada perkembangan mereka. Anak dengan disabilitas rungu wicara adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran, baik sebagian atau menyeluruh, dan biasanya memiliki hambatan dalam berbahasa dan berbicara.
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Magelang, Jawa Tengah memberikan pelatihan keterampilan dasar servis handphone (HP) kepada 15 anak dengan disabilitas rungu wicara. Selama sepekan sampai Senin (29/4/2019) mendatang, mereka dilatih oleh praktisi di Balai Latihan Kerja (BLK).
Kepala Dinsos Kota Magelang, Hadi Siswantono mengatakan, pelatihan ini program tahunan dengan sasaran anak dengan disabilitas rungu wicara usia 16-18 tahun. Ini sebagai upaya desiminasi Informasi, Edukasi, Komunikasi (KIE) terkait pemenuhan hak penyandang disabilitas dan hak anak.
“Pelatihan ini guna penggalian potensi keterampilan yang dimiliki anak dengan disabilitas. Sebagai upaya dukungan kesempatan bagi anak dengan disabilitas untuk berkarya dan berkreasi,” ujar Hadi dilansir dari suara merdeka.
Hadi menuturkan, materi yang diberikan tentang kepercayaan diri yang disampaikan Dwi Ambar Pratiknyo, sebagai penyuluh sosial.
“Lalu materi pengantar elektronika, dasar-dasar servis HP, dan praktik servis HP oleh Pitoyo dan Sunardi (Instruktur Tenaga Kerja). Selama pelatihan didampingi juru bahasa isyarat guna membantu komunikasi antara peserta dan pengajar serta instruktur,” katanya.
Dilansir jateng.antara.com, Penyuluh Sosial Dinsos Kota Magelang, Dwi Ambar Pratiknyo mengatakan, wujud kepedulian Pemkot Magelang ini tidak lain untuk mewujudkan generasi yang cerdas, inovatif, dan berkualitas, walaupun mereka mempunyai keterbatasan.
“Anak dengan disabilitas dapat meraih sukses dalam hidupnya bila mendapatkan kesempatan dan dukungan dari orang tua, masyarakat, dan pemerintah,” tanda Ambar.
Berpijak peraturan perundang-undangan ini Pemkot Magelang mengajak semua pihak untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas. Menuju kehidupan sejahtera, mandiri, dan tanpa diskriminasi.
“Juga menuju Indonesia yang Inklusi dan Ramah Disabilitas,” tutur Ambar. (Siedoo)