Siedoo.com -
Daerah

Anggaran Pendidikan di Kepri Belum Sentuh 20 Persen

BATAM – Pemerintah daerah didorong agar tetap memperhatikan Neraca Pendidikan Daerah (NPD), dan mengalokasikan minimal 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pendidikan.

Dorongan itu disampaikan Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pembangunan Karakter, Arie Budhiman saat Gempita Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019 di Lapangan Engku Putri, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (25/4/2019).

Arie menuturkan, jika dilihat dari alokasi transfer daerah, anggaran pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau sudah mencapai 21 persen. Namun, jika dilihat dari APBD murni, anggaran pendidikannya belum mencapai 20 persen.

“Untuk di Kepulauan Riau NPD pada 2016 masih kecil, 9,6 persen. Kemudian 2017 naik jadi 13,9 persen dan turun lagi di 2018 jadi 13,64 persen,” kata Arie dilansir dari kemdikbud.go.id.

Ia berharap ke depannya Pemerintah Provinsi Kepri bisa mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20 persen dari APBD murni.

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi meminta perhatian pemerintah pusat untuk memajukan pendidikan di wilayahnya, yang selama ini dikenal sebagai kota industri.

“Saya punya keinginan agar pendidikan menjadi lebih sempurna lagi di Batam. Karena itu, kami butuh bantuan pusat,” katanya.

Belum Semua UNBK

Di Kota Batam ada 30 dari 56 sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Kota Batam masih menempuh ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP). Hal itu terpaksa dilakukan karena minimnya sarana dan pra-sarana untuk melakukan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di pulau-pulau kecil sekitar Pulau Batam.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan mengatakan, tujuh hingga delapan SMP negeri yang terletak di luar Pulau Batam, sampai saat ini belum teraliri listrik. Di Kecamatan Galang salah satunya, listrik hanya berfungsi di malam hari.

Baca Juga :  10 Mahasiswa UNIMMA Ikuti Pilmapres 2023 Program Sarjana dan Diploma

“Kalau listrik ini kita tarik untuk sekolah, jaringannya jelas bermasalah,” ujar Hendri.

Selain itu, ketersediaan laptop atau komputer dan jaringan internet juga masih menjadi kendala bagi SMP negeri di Pulau Batam. Agar bisa melaksanakan UNBK, beberapa sekolah meminjam laptop dan komputer dari siswa dan komite sekolah.

Hendri menuturkan, jika tahun depan sarana dan pra-sarana masih belum memadai, ia meminta maklum dari pemerintah pusat untuk tetap menggelar UNKP, mengingat Kota Batam merupakan wilayah kepulauan.

“Kita berharap bantuan sarana dan pra-sarana IT seperti komputer ini diperbanyak di daerah,” ujarnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?