Siedoo.com -
Internasional Opini

Hari Kesehatan Dunia, Simak Pesan WHO Hari ini!

Siedoo, Hari Kesehatan Dunia dirayakan pada tanggal 7 April setiap tahunnya. Peringatan ini diadakan untuk menandai berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada 7 April 1948. Hari Kesehatan Dunia sendiri adalah salah satu dari delapan kampanye yang didirikan WHO. (idntimes.com)

Selain untuk memperingati didirikannya WHO, Hari Kesehatan Sedunia diselenggarakan sebagai kesempatan menarik perhatian dunia untuk menyadari masalah-masalah besar kesehatan global setiap tahunnya.

WHO menyelenggarakan Hari Kesehatan Sedunia atau World Health Day tingkat internasional, regional, dan lokal setiap 7 April, tergantung temanya. Tema peringatan pada 2019 ini adalah Cakupan Kesehatan Universal: Semua Orang, di Mana Saja.

Hari Kesehatan Sedunia diakui  berbagai organisasi pemerintah dan nonpemerintah yang memiliki kepentingan dalam masalah kesehatan publik.

Pesan WHO

Pesan Hari Kesehatan Dunia 2019 sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Pesannya sederhana, memberi orang akses ke perawatan kesehatan tanpa kesulitan keuangan.

Ini terlepas dari mana mereka berasal: mereka bisa di Eropa, Afrika, Asia, Australia, Amerika Selatan atau Amerika Serikat. Melalui laman resminya, WHO menegaskan, cakupan kesehatan universal adalah tujuan nomor satu WHO.

Tak bisa dipungkiri, kemajuan sedang dibuat di negara-negara dunia. Tetapi jutaan orang masih tidak memiliki akses sama sekali ke perawatan kesehatan. Jutaan orang lebih terpaksa memilih antara perawatan kesehatan dan pengeluaran sehari-hari lainnya seperti makanan, pakaian, dan bahkan rumah.

Inilah sebabnya mengapa WHO berfokus pada tema besar Cakupan Kesehatan Universal untuk Hari Kesehatan Sedunia tanggal 7 April 2019 ini. Gerakan #HealthForAll menyoroti tujuan WHO untuk dunia yang lebih sehat dan lebih adil.

Hari ini berfokus pada kesetaraan dan solidaritas untuk meningkatkan standar kesehatan bagi semua orang, di mana saja.

Laki-laki Rentan Kematian Dini

Data baru menemukan perempuan hidup rata-rata 4,4 tahun lebih lama daripada laki-laki. Angka harapan hidup lebih panjang itu karena perempuan lebih sering pergi ke dokter dan umumnya menjaga kesehatan mereka lebih baik.

Baca Juga :  Dukung Kesehatan, Siswa SD Berikrar Tidak BAB Sembarangan

Meski demikian, laporan itu mengatakan harapan hidup perempuan berkurang tajam karena kematian ibu. Ini menunjukkan kesenjangan kesehatan besar yang ada antara negara kaya dan miskin.

Dilansir kompas.com, WHO melaporkan satu dari 41 perempuan meninggal karena kelangkaan akses layanan kesehatan, dibandingkan dengan satu dari 3.300 kematian ibu di negara-negara kaya.

Sedangkan alasan perbedaan harapan hidup perempuan dan laki-laki diungkapkan Samira Asma. Dia adalah asisten Direktur Jenderal WHO urusan data, analisis, dan kelahiran. Samirna Asma mengatakan, laki-laki meninggal lebih awal daripada perempuan karena mereka tidak menjaga kesehatan mereka sebaik perempuan. Juga, karena mereka cenderung menghadapi risiko yang lebih besar.

“Dari 40 penyebab utama kematian, laporan itu mengatakan laki-laki memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada perempuan dilihat dari 33 faktor risiko. Misalnya, laporan itu mengatakan laki-laki merokok dan minum alkohol jauh lebih banyak daripada perempuan,” katanya seperti dilansir tribunnews.com.

Tingkat kematian global akibat bunuh diri 75 persen lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan. Asma mengatakan, penyakit tidak menular meningkat di sebagian besar negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di Afrika.

“Ini disebabkan munculnya faktor risiko seperti penggunaan rokok, peningkatan konsumsi alkohol, dan pola makan yang tidak sehat. Statistik kematian terkait penyakit tidak menular atau NCD menggarisbawahi perlunya memprioritaskan perawatan kesehatan primer,” jelas Asma.

Dia menuturkan orang-orang di fasilitas ini bisa mendapat obat dan perawatan yang dibutuhkan untuk penyakit mereka. Samirna Asma mencatat bahwa orang yang mencari perawatan kesehatan primer sadar akan faktor risiko yang dapat menyebabkan kematian dini. (*)

Apa Tanggapan Anda ?