Siedoo.com - Barang bukti senjata tajam milik pelajar yang akan melakukan tawuran ditunjukan petugas Kepolisian di Mako Polres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (25/11). Polisi berhasil menangkap 87 siswa pelaku tawuran pelajar beserta barang bukti senjata tajam milik mereka. ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya/Spt/17.
Daerah

Tawuran Pelajar di Jateng, Tiga Meninggal Dunia, Berikut Tawaran Solusinya

JAWA TENGAH – Belum ada sebulan, di Jawa Tengah (Jateng), terjadi tiga kali kasus tawuran pelajar yang berujung sampai hilangnya nyawa. Awal tahun 2019 terjadi di Kabupaten Temanggung. Terhangat, di akhir Januari terjadi di Kabupaten Tegal dan Kabupaten Magelang. Di tiap daerah tersebut, satu korban pelajar meninggal dunia.

Menurut Psikolog, Retno Riani Mpsi, perkelahian antar pelajar ini biasanya disebabkan oleh konflik perorangan yang akhirnya mengajak teman lain untuk membantu dengan dasar kesetiakawanan. Dan apabila tidak ikut dianggap tidak memiliki keberanian dan tidak memiliki solidaritas.

“Tawuran ini sangat merugikan karena merusak fasilitas umum dan mengganggu orang lain bahkan terkadang nyawa juga melayang,” katanya dilansir dari tribunnews.com.

Faktor penyebab tawuran, lanjutnya, biasanya adalah remaja tumbuh dalan keluarga yang kurang harmonis dan kurang kasih sayang sehingga remaja cenderung menjadi provokator dan mencari perhatian di luar. Remaja yang model bertemannya dengan remaja yang perilaku tidak baik biasanya cenderung membolos dan melanggar peraturan sekolah.

“Pada anak laki-laki cenderung ingin berperan sebagai pahlawan sehingga ketika ada temannya yang diganggu maka remaja tersebut akan melindunginya,” tandasnya.

Sekolah tambahnya, biasanya memiliki riwayat memiliki musuh dengan sekolah mana yang biasanya akan berulang untuk tawuran, terkadang narkoba juga menjadi pemicu untuk melakukan tawuran, pada beberapa siswa terkadang ada yang berperilaku seperti preman dengan memalak temannya.

“Sehingga yang dipalak berusaha bersatu untuk melawannya, terkadang dalam sekolah ada juga guru yang tidak adil dan pilih kasih. Akibatnya, siswa yang tidak diperhatikan akan berusaha mencari perhatian dengan cara yang keliru,” tandasnya.

Ia menawarkan beberapa solusi yang bisa dilakukan:

  1. Orangtua idealnya jadi model yang baik bagi anak dan membuka komunikasi dengan anak secara baik,
  2. Di sekolah buatlah aturan yang jelas dan tegas sehingga anak mampu untuk beradaptasi dengan aturan tersebut,
  3. Sebagai guru idealnya tidak pilih kasih dan memberi perhatian terhadap semua siswa sesuai porsinya,
  4. Buatkan ruang dan aktifitas siswa supaya mereka dapat menyalurkan minatnya dengan baik,
  5. Libatkan remaja dalam kegiatan yang bersifat sosial sehingga mereka mampu untuk empati.
Baca Juga :  Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Di Temanggung, seorang pelajar salah satu SMK di Kedu. Minggu (6/1/2019) siang, ditemukan tewas di lahan persawahan dekat sekolahnya. Ia diduga korban tawuran pelajar pada malam sebelumnya. Siswa korban tawuran tersebut berinisial AH warga Dusun Nogo, Desa Salamsari, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.

Sedangkan Tegal, bentrokan antar kelompok pelajar di wilayah Desa Setu, Kecamatan Tarub, Minggu (27/1/2019) dini hari. Korban yang meninggal berinsial  DNA (16), warga RT 01 RW 01 Desa Lebeteng, Kecamatan Tarub. Ia mengalami luka bacok di kepala, perut, dan punggung.

Sementara itu di Magelang, tawuran antar pelajar terjadi di Dusun Jetak, Blabak, Mungkid Magelang, Kamis (31/1/2019) sekitar pukul 16.00 WIB. Seorang pelajar tewas dengan luka senjata sajam (sajam). Kasus tawuranantar pelajar ini masih dalam penyelidikan Polres Magelang. Korban tewas berinisl NA (17), merupakan siswa di sekolah swasta di kabupaten setempat.

Hal ini juga menuai keprihatinan dari Front Aliansi Umat Islam Bersatu (FA UIB) Jawa Tengah – DIY. Terkait tawuran pelajar di Magelang yang membawa korban satu pelajar tewas, FA UIB sangat prihatin dan berduka kehilangan satu generasi muda yang meninggal karena tawuran pelajar.

“Kami FA UIB mengajak semua pihak segenap masyarakat untuk bersama sama menjaga kondusifitas Magelang dari tawuran pelajar yang sudah sampai di tingkat yang sangat memprihatinkan,” kata Presidium FA UIB Jawa Tengah – DIY, Anang Imamuddin.

Pihaknya meminta pemua pihak terkait, baik Gubernur Jateng, Kadiknas Provinsi Jawa Tengah, Bupati dan Jajaran Forkompimda khusunya Kadiknas Magelang untuk ikut bertanggung jawab serta mencari solusi yang terbaik mengatasi masalah tawuran pelajar di Magelang.

“Pihak sekolah harus tegas dalam membina anak-anak didiknya jangan sampai rusak generasi muda kita hanya karena masalah tawuran,” tambahnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?