Siedoo, Setiap tanggal 25 Januari, bangsa Indonesia memperingati Hari Gizi dan Makanan, dengan berbagai kegiatan terkait. Kata gizi sebenarnya berasal dari kata serapan bahasa Arab gizzah yang mempunyai arti makanan sehat.
Bagi Indonesia, gizi menjadi hal penting sampai saat ini utamanya dalam hal perbaikan gizi. Saking pentingnya hingga muncul slogan makanan ‘Empat Sehat Lima Sempurna’, dan disebut setiap membicarakan gizi makanan dan kesehatan.
Persoalan gizi sebenarnya sudah diperkenalkan sejak lama oleh Bapak Gizi Nasional Indonesia, yaitu Prof. Poorwo Soedarmo sejak awal kemerdekaan. Karena gizi memang sangat penting dalam kehidupan kita sebagai masyarakat yang berbangsa dan bernegara.
Pada awal kemerdekaan, kondisi gizi masyarakat Indonesia memang tidak terlalu baik. Sehingga Menteri Kesehatan RI, J. Leimena meminta Prof. Poerwo untuk mengepalai Lembaga Makanan Rakyat (LMR) yang waktu itu bernama Institut Voor Volksvoeding (IVV).
Permintaan itu dimaksud agar bisa mengatasi masalah gizi masyarakat Indonesia. IVV merupakan lembaga penelitian kesehatan, waktu itu.
Kondisi masyarakat Indonesia saat itu bisa dibilang berada di dalam area kemiskinan dan kurangnya kesadaran akan makanan sehat. Sehingga kondisi kesehatan masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan dan terbelakang.
Melihat kondisi tersebut, Poorwo melaksanakan beberapa program untuk mengatasinya. Prioritas pertama dan utama pada saat itu adalah untuk menumbuhkan kesadaran serta pendidikan tentang pentingnya gizi yang sehat pada masyarakat.
Dibentuk kader pendidikan gizi
Kondisi masyarakat Indonesia yang pada saat itu rata-rata masih buta aksara dan kurang mampu. Kemudian Poorwo membentuk kader-kader pendidikan gizi di mana nantinya mereka yang akan langsung berinteraksi dengan masyarakat. Poerwo mendirikan Sekolah Djuru Penerang Makanan (SDPM) pada tahun 25 Januari 1951.
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pendidikan mengenai pentingnya gizi bagi tubuh dan kesehatan. Selain itu mereka juga melakukan penelitian terhadap pola makan dan penyakit yang berhubungan dengan makanan pada masyarakat.
Setelah SDPM didirikan, tak lama kemudian juga turut berdiri beberapa sekolah tentang gizi dan kesehatan. Misalnya, APN (Akademi Pendidikan Nutrisionis) tahun 1956 di mana sekolah tersebut diganti nama menjadi Akademi Gizi. Penggantian nama itu setelah Poorwo meminta masukan tentang nama dari ahli bahasa, Harjati Soebadio, agar memiliki nama yang mencirikan kultur Indonesia.
Sejak itu, istilah gizi menjadi sangat popular. Terlebih setelah pengukuhan Profesor Djuned D. Poesponegoro yang menjadi Guru Besar Penyakit Anak pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Sedangkan Poorwo sendiri ditetapkan menjadi Guru Besar Ilmu Gizi pada tahun 1958.
Mulai saat itu pendidikan pergizian Indonesia terus berkembang, termasuk salah satunya pendirian Bagian Gizi di Fakultas Kedokteran UI tahun 1958. Sampai saat ini, banyak lahir organisasi di bidang gizi, seperti contohnya Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) dan PDGMI (Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia).
Pada tahun 1960-an, Lembaga Makanan Rakyat memperingati tentang dimulainya pengkaderan tenaga gizi di Indonesia serta berdirinya Sekolah Djuru Penerang Makanan, tanggal 25 Januari 1951. Kemudian acara tersebut dilanjutkan kembali oleh Direktorat Gizi Indonesia pada tahun 1970-an sampai sekarang sebagai Hari Gizi Nasional.
Makna peringatan Hari Gizi dan Makanan
Tak hanya asal memperingati saja. Terdapat makna yang sangat penting juga mendalam di setiap peringatan Hari Gizi dan Makanan di setiap tahunnya. Kita sebagai masyarakat Indonesia akan selalu diingatkan betapa pentingnya kebutuhan gizi untuk kesehatan serta kecerdasan dalam menunjang pertumbuhan tubuh dan jiwa kita.
Seperti yang kita ketahui, gizi merupakan kumpulan zat penting yang ada pada makanan berupa mineral, protein, vitamin, lemak, karbohidrat dan juga air. Di mana zat-zat tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama oleh balita dan anak-anak yang masih memulai untuk menapaki dunia ini.
Di Hari Gizi dan Makanan ini, marilah kita berupaya memperbarui dan lebih memperbaiki gizi kita. Juga memberi edukasi kepada saudara-saudara kita akan pentingnya makanan yang mempunyai gizi yang tinggi.
Itulah awal mulanya peringatan Hari Gizi dan Makanan serta makna yang terkandung di dalam peringatan Hari Gizi dan Makanan yang ditetapkan tanggal 25 Januari, dan dilanjutkan dengan peringatan Hari Gizi Nasional Indonesia, 28 Februari nanti. (*)
*Dari berbagai sumber, dirangkum oleh Tim Siedoo