Siedoo, Pada dasarnya manusia adalah seorang pembelajar. Namun secara tak sadar, kita sering memberikan perlakuan tak menyenangkan ketika anak belajar. Atau mungkin sewaktu kecil pernah mendapat stimulasi tidak menyenangkan.
Contohnya saat anak kecil berumur sekitar setahun, mereka biasanya ingin memasukkan semua barang ke dalam mulutnya. Yang sering terjadi adalah orang tua melarang si anak secara verbal sambil menarik barang tersebut. Ini bisa dikategorikan perilaku tidak menyenangkan bagi si anak.
Lalu ketika anak sedang belajar berjalan, banyak larangan dari pihak orang tua atau pengasuh. Padahal ini adalah proses belajar si anak untuk mengisi informasi di otaknya.
Saat mulai berbicara dan banyak bertanya, jawaban yang didapatkan mungkin tidak mengenakan untuk anak. Bisa jadi ini karena faktor kelelahan saat mengasuh atau capek memberikan penjelasan yang berulang-ulang.
Saat melihat barang baru di rumah dan anak ingin mengetahui lebih dekat dan memegangnya, orang-orang dewasa di sekelilingnya malah menjauhkan barang tersebut karena takut rusak atau mencederai anak. Dari seluruh contoh di atas, apakah yang membuat anak malas belajar?
Ada anak, bila untuk pelajaran otaknya seolah tidak berfungsi. Tetapi bisa hafal semua hal penting tentang apa yang disenangi. Anak ini tentu tidak bodoh malah bisa disebut pandai. Hanya saja perlakuan yang didapat membuatnya malas belajar.
Perbaikan dan komunikasi
Lalu apa yang harus dilakukan orang tua supaya anak mudah belajar? Tahap pertama perbaikan adalah dari orang tuanya terlebih dulu. Bagi anak kecil, orang tua memegang peranan penting dalam masa tumbuh kembang anak serta membantu sekali untuk mengatasi masalah anak. Lalu komunikasi dengan cinta dalam setiap didikannya.
Melansir dari disdik.sumselprov.go.id, seorang pakar pendidikan, Timothy Wibowo, memberikan beberapa kiat supaya anak bisa menjadi rajin dan mudah belajar di sekolah. Berikut tipsnya:
- Saat anak pulang sekolah, tanyakan apa saja hal menyenangkan hari itu. Otomatis anak akan mencari hal-hal menyenangkan di sekolah dan secera tidak langsung membentuk mindset anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan.
- Ketika anak hendak tidur masukan sugesti positif dengan mengatakan bahwa belajar adalah hal menyenangkan. Belajar sama menyenangkannya dengan bermain atau berhitung dan menghafal itu sangat mudah. Ini salah satu bentuk hypnosleep positif pada anak.
- Jelaskan guna materi pelajaran yang sedang dikerjakan. Sesuaikan penjelasan dengan materi anak, misalnya dengan belajar perkalian, maka anak dapat menghitung jumlah koleksi mainannya. Atau menghitung sendiri harga action figure di sebuah supermarket dan membandingkannya dengan harga di mall lain. Atau jika mahir bahasa Jepang maka menonton anime tak perlu menggunakan subtitle dan dapat membaca komik aslinya yang langsung yang berbahasa Jepang.
- Mintalah guru lesnya (jika ada), untuk sering mengatakan bahwa anak kita adalah anak hebat dan luar biasa. Pujian tulus dan memacu semangat anak untuk belajar lebih penting daripada diajari macam-macam teknik berhitung dan menghafal cepat. Mintalah bantuan orang sekitar termasuk guru untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri si anak.
- Bila anak masih kecil dan masih suka dibacakan dongeng, pangkulah si anak saat membacakan dongeng. Posisikan anak di posisi nyaman dan memudahkan kita untuk memberikan ciuman serta pelukan kasih sayang. Tujuannya supaya anak dapat menghubungkan sensasi menyenangkan antara membaca buku dengan rasa cinta dari orangtua.
- Buatkan surat rahasia untuk anak lalu kita bisa mengatakan bahwa hanya kita dan si anak yang mengetahui tentang surat tersebut dan isinya. Isi suratnya bisa kata-kata semangat untuk anak dalam kegiatan belajar mengajar, sekolahnya atau hal lain yang dapat membangkitkan semangat anak.
Masih banyak kiat lainnya untuk membuat anak bersemangat dalam belajarnya. Intinya adalah kerjasama berbagai pihak dalam menyuntikkan rasa percaya diri untuk anak dalam batas wajar. Apabila berlebihan maka akan jadi seperti tindakan yang kelewat memanjakan anak dan itu akan berakibat tidak baik.
Jika anak sudah semangat belajar, maka setengah pertandingan sudah dimenangkan. Kita tinggal mendorongnya hingga dia mencapai finish, pencapaian sebuah prestasi belajar. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca. (*)