Siedoo.com -
Nasional

Ujian Berbasis Komputer Lebih Untungkan Calon Mahasiswa

JAKARTA – Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Pandu Tyas Baghaskoro berbicara keuntungan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Dikatakan Pandu, Seleksi Bersama Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) memakai tes tulis berbasis komputer menguntungkan calon mahasiswa. Sebab mereka akan mengetahui kemampuan dan potensi diri sehingga mengurangi potensi drop out dalam perkuliahan.

Mekanisme ujian tulis berbasis komputer (UTBK) itu mengizinkan calon mahasiswa mengetahui tingkat kemampuan akademis dan skolastika. Dampak positifnya ke peserta ujian adalah mereka pun bisa tahu apa minat dan bakat mereka dengan lebih terukur.

Saat calon mahasiswa itu sudah mengetahui bakat dan minatnya di jurusan tertentu, mereka pun dengan mudah menentukan program studi (prodi). Juga, menentukan jurusan atau kampus negeri mana yang bisa dipilih untuk menunjang kariernya di masa depan.

“Selain memudahkan sistem seleksi, maka bisa juga meminimalisasi potensi drop out (putus kuliah),” kata Pandu.

Pandu menjelaskan, calon mahasiswa juga bisa bersaing saat tes masuk dengan kemampuan terbaiknya. Persaingan yang ketat, namun sehat ini bisa terjadi karena mulai tahun ini calon mahasiswa bisa mengulang ujian hingga dua kali.

Kebijakan baru ini, kata dia, memberikan kesempatan kepada para calon mahasiswa untuk mendaftarkan diri di PTN atau program studi tujuan dengan nilai yang lebih baik. Pandu menerangkan, sistem penerimaan di PTN juga akan lebih mudah dan relatif terhindar dari kecurangan karena menggunakan sistem informasi dan teknologi (IT).

“Seharusnya penerapan sistem ini akan membuat pelaksanaan UTBK lebih cepat dan mudah. Namun, pemerintah harus memastikan infrastruktur IT-nya sudah siap di semua tempat pelaksanaan ujian. Satu hal lagi yang harus dipastikan adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang mengawal jalannya ujian ini,” jelasnya.

Baca Juga :  Palsukan Nilai Rapor Masuk Perguruan Tinggi Bisa Berakibat DO

Menurut Pandu, melakukan ujian dengan metode paperless (berbasis komputer) seperti ini akan mengurangi beban peserta ujian. Sistem ujian tertulis yang menggunakan lembar jawaban komputer (LJK) bisa jadi sebuah stressor bagi peserta ujian karena aktivitas mengarsir lingkaran cukup menguras energi.

“Ditambah lagi, seringkali peserta ujian merasa khawatir apakah arsiran dengan pensil khusus itu dapat terbaca komputer atau tidak. Kondisi ini tentunya menambah beban peserta ujian. Sistem paperless ini tentunya akan lebih ramah lingkungan dengan menghemat kertas,” papar Pandu.

SBMPTN 2019 hanya akan menyisakan kelompok ujian Sainstek dan Soshum. Sedangkan kelompok campuran dihapus. Peserta ujian akan diuji dua tes yakni Tes Potensi Skolastik (TPS) yang mengukur penalaran dan pemahaman umum yang dianggap penting untuk keberhasilan di kampus, serta Tes Kompetensi Akademik (TKA).

Hasil tes transparan

Sementara itu, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Ravik Karsidi mengatakan, salah satu persepsi positif akan keberadaan LTMPT adalah pelaksanaan tes dilakukan di beberapa tempat dan berkali-kali dengan metode UTBK. Selain itu, peserta juga akan mendapatkan hasil tes secara transparan sepuluh hari setelah pelaksanaan tes.

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini mengatakan, LTMPT akan memastikan bahwa Indonesia memiliki lembaga permanen yang melayani tes masuk ke perguruan tinggi berstandar nasional.

“Dengan demikian, keberadaan LTMPT diharapkan bisa membantu dalam mendapatkan calon mahasiswa baru yang diperkirakan mempunyai keberhasilan studi di perguruan tinggi. Selain itu diharapkan masyarakat akan mendapat kenyamanan dan kemanfaatan yang lebih,” ucapnya.

Pendaftaran SBMPTN dimulai 1 Maret-1 April 2019 untuk tes masuk melalui UTBK. Sedangkan pelaksanaan tes dimulai 13 April-26 Mei 2019 dan pengumuman hasil UTBK 23 April-2 Juni 2019. Pelaksanaan tes dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu dengan sesi tes dua kali pada pagi dan siang.

Baca Juga :  Wow, 41 Kampus Digelontor Rp 1, 26 Triliun, Untuk Apa

Dilansir sindonews.com, sebelumnya Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengapresiasi terbentuknya lembaga permanen LTMPT. Sebagai lembaga penyelenggara tes masuk perguruan tinggi negeri yang fokus mengembangkan instrumen tes masuk. Penerapan sistem baru tersebut dapat menjaring calon-calon mahasiswa terbaik.

“Kami berharap dengan sistem ini seluruh siswa SMA/SMK/MAN di Indonesia dapat memiliki kesempatan yang sama masuk perguruan tinggi terbaik. Tidak melulu siswa dari sekolah dengan fasilitas yang baik dan lengkap,” terangnya.

LTMPT merupakan lembaga penyelenggara tes SNMPTN dan SBMPTN yang memastikan pelaksanaannya berjalan kredibel, adil, transparan, fleksibel, efisien, dan akuntabel. Sesuai Permenristekdikti No. 60/2018, ada tiga seleksi masuk PTN, yakni SNMPTN, SBMPTN, dan seleksi mandiri. Khusus jalur seleksi mandiri dilaksanakan oleh masing-masing PTN.

Dengan mekanisme baru ini, para calon mahasiswa peserta SBMPTN memiliki kesempatan lebih besar untuk diterima di PTN. Selain itu, PTN dan prodi yang menerima mereka juga memiliki passing grade yang sesuai dengan hasil seleksi para peserta sehingga faktor untung-untungan bisa masuk PTN dapat ditekan. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?