JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) menaruh perhatiannya kepada tenaga pendidik yang berprestasi dan berdedikasi. Kementerian tersebut memberikan penghargaan kepada empat Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berprestasi, serta enam guru, pengawas dan dosen PAI yang berdedikasi.
Selain piagam, mereka mendapat dana pembinaan masing-masing Rp 5 juta untuk guru berprestasi dan Rp 7 juta untuk guru berdedikasi. Salah satu penerima penghargaan, Daim Ulla, Guru PAI di Sailolof, sebuah pulau yang tergabung dalam gugus Pulau Raja Ampat, mengaku senang dengan penghargaan ini.
Daim Ulla yang asli Papua dari suku Maya mengaku belum pernah ke Jakarta dan belum pernah naik pesawat. Kehadirannya untuk mendapat penghargaan ini membuatnya sangat haru.
“Saya berterimakaih atas penghargaan ini, walaupun saya tidak pernah berpikir apa yang saya lakukan ini akan dihargai. Saya melakukan ini sebagai pengabdian kepada masyarakat saya. Dan itu yang saya bisa,” katanya dengan mata berkaca-kaca dilansir kemenag.go.id.
Hal senada disampaikan Hairil Laode, Guru PAI di SLB bagian A, Bandung. Hairil yang juga tuna netra datang dari Bandung sendiri dengan menumpang bus dari Cicaheum. Pria kelahiran Makassar ini mengaku, mengajar anak tuna netra harus ekstra sabar.
“Walaupun begitu, mereka punya potensi dan harus dibimbing. Karena mereka membutuhkan bimbingan,” akunya.
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin menyatakan, penghargaan ini sebagai wahana memotivasi insan PAI untuk terus meneguhkan komitmen dalam menjalankan profesi mulianya sebagai pendidik.
“Mendidik itu bukan hanya mengajar, yang hanya transfer knowladge. Tetapi mendidik yang sejati adalah mengembangkan potensi siswa agar mengetahui kewajiban dan tanggungjawabnya,” katanya.
Direktur Pendidikan Agama Islam Kemenag Rohmat Mulyana menambahkan, pemberian penghargaan menjadi bukti bahwa Direktorat PAI terus memperhatikan aktor utama pendidikan agama yaitu Guru PAI.
Menurutnya, penghargaan guru PAI berdedikasi dimaksudkan sebagai ejawantah dari ruhul mudarris. Sedang penghargaan kepada guru, pengawas, dan dosen PAI berprestasi dimaksudkan sebagai pengakuan atas penggunaan atthariqah atau metodologi.
“Metodologi itu lebih penting dari kurikulum, tetapi guru lebih penting dari pada metode. Namun yang lebih penting lagi adalah ruh guru atau passion atau keihlasan guru dalam mengajar itu lebih penting dari guru itu sendiri,” jelasnya.
Berikut daftar penerima penghargaan Guru PAI Berdedikasi:
1. Satriani, S.Pd.I. (guru PAI SDN 44 Bakka, Sulawesi Selatan)
2. Zainal Amin Hanidata, S.Ag. (guru PAI SDN 375 Sosial Pasar V Natal, Sumatera Utara)
3. Daim Ulla (guru PAI SD N 1 Sailolof, Papua)
4. Muhammad Gapur, S.Pd.,I. (guru PAI SMPN 3 KLU)
5. Syahril Laode (guru PAI SLB Bandung)
Berikut daftar penerima penghargaan Guru PAI, Pengawas PAI dan Dosen PAI Berprestasi:
1. Ahmad Taufik, S.Pd.I., M.Pd. (guru PAI SMAN 1 Karang Tengah, Demak)
2. Marwanti, S.Pd.I. (guru PAI SD N Karangjati, Kasihan, Bantul, DIY)
3. Alfi Hasan, S.Pd.I., M.Pd. (guru PAI SD N. 87 Ambon, Maluku)
4. Ahmad Fauzan, S.Ag., M.Pd. (Pokjawas PAI Kemenag Kabupaten Indramayu)
5. Dr. H. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I. (Kepala Pusat Pengembangan Kehidupan Beragama (P2KB) Universitas Negeri Malang). (Siedoo)