Siedoo, Salamah, guru SD 2 Jlamprang, Wonosobo berhasil mencetak rekor nasional sebagai guru paling produktif menulis. Dia menerima penghargaan di Bogor dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Total ada 28 judul buku yang ditulis, beberapa di antaranya best seller dan dicetak berbagai edisi.
Sejak 2011, ia sudah menghasilkan 28 buku. Sebagian di antara buku-bukunya berbentuk novel. Berkat ketekunan menulis, Salamah pernah dinobatkan sebagai juara pertama tingkat nasional Lomba Guru Menulis pada 2012. Selain itu, juara pertama Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Wonosobo tahun 2017.
Pada 1 Desember lalu, dia mendapatkan penghargaan Rekor Guru Menulis PGRI di Stadion Pakansari, Bogor. Salamah berkisah, mulai menulis sejak kecil karena ingin menyalurkan ide dan gagasan.
Baginya karya tulisan tidak lekang oleh waktu dan dia tidak mematok jenis karya yang harus ditekuni. ”Saya hobi nulis sejak kecil. Nulis apa saja saya tidak pernah memikirkan harus karya ilmiah atau tidak ilmiah,” katanya.
Hasilnya, belasan tahun lalu dia sudah mulai menuangkan idenya dalam bentuk buku. Waktu itu Salamah menulis Soal-Soal Sukses UKA dan UKG untuk Guru Sekolah Dasar. Dari karya ini, dia semula pesimistis akan ada yang membaca. Namun, dia menganggap hal itu tidak penting. Selang tiga bulan kemudian, pada tahun yang sama dia menulis buku Uji Kompetensi Guru SD.
”Waktu itu selain menyalurkan ide, motivasi saya ekonomi. Terus terang waktu itu posisi saya agak sulit sehingga saya harus mandiri dan mendapatkan royalti,” jelasnya.
Pegiat literasi
Salamah berharap, suatu saat salah satu novelnya bisa difilmkan. Novel yang diharapkan itu bercerita tentang seorang guru di sekolah favorit, tapi sangat menyedihkan.
Selain menulis novel, buku tentang CPNS membuatnya banyak dipanggil untuk melakukan bimbingan kepada calon pegawai negeri sipil. Ia juga kerap diminta membina anak-anak yang hendak kuliah, berkat buku drilling psikotest yang pernah ditulisnya.
Rupaya tak hanya menghasilkan tulisan, Salamah juga dikenal sebagai penggiat literasi, yang harapannya bisa melahirkan penulis-penulis muda. Saat ini ia membimbing delapan penulis pemula. Beberapa orang diantaranya bahkan sudah menghasilkan buku.
Harapan besarnya, bisa mewujudkan impian membawa Wonosobo meraih prestasi sebagai daerah penghasil penulis anak-anak terbanyak. Salamah mengaku bangga karena karyanya dilirik penerbit dan mendapatkan royalti atas karyanya.
Beberapa karya yang ditulisnya tiap tahun yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (2013), Pendidikan Budaya Daerah (2014), Driling Lengkap Psikotes (2015), Tokoh Wayang Pandawa Punokawan (2016). Juga Kumpulan Cerpen Anak (2017), dan Strategi Pembelajaran (2018). Buku-buku tersebut menjadi panduan di dunia pendidikan sehingga sebagian besar terdistribusi dari kota kecil hingga kota-kota besar.
Dilansir suaramerdeka.com, Salamah berkeinginan mendidik anak-anak SD agar bisa menulis dan membuat buku. Paling tidak sudah dia awali dengan mencetak empat siswa SD di Wonosobo yaitu Everyl, Gadisa, Isye, dan Farsya yang telah menulis buku sendiri. Dia mendampingi anak didiknya agar melek literasi. (*)