Siedoo, Letak ruang kelas VII SMP Negeri 1 Kota Magelang, Jawa Tengah cukup jauh dari kantin sekolah. Hal ini mengakibatkan kesulitan siswa saat membeli makanan di kantin saat waktu istirahat tiba. Bahkan, ada beberapa dari siswa yang tidak membeli makanan karena letak kantin jauh dan suasananya yang berdesak-desakan.
“Anak kelas VII kan sungkan kalau mau jajan, karena saat istirahat tiba kantin penuh siswa. Kelas VII yang merasa masih baru terpaksa mengalah,” kata Damayanti Amelia Nisaz, salah satu siswa kelas VIII G.
Dengan kondisi ini, muncul keinginan dan mengajak rekan-rekannya sekelas untuk berjualan. Idenya pun disampaikan ke wali kelas, dan disetujui. Bahkan, wali kelas mencarikan jaringan produk yang akan dijual.
“Kebetulan ada beberapa alumni sekolah yang memiliki usaha puding sedot, pisang ijo dan pangsit rol goreng. Akhirnya mulai September lalu, kami pun menjual produk alumni setiap istirahat tiba,” kata Amel, sapaan akrabnya.
Selain membantu menyediakan makanan untuk kelas VIII, siswa kelas VIII G ini juga mengumpulkan keuntungan hasil jualan untuk kepentingan sosial. Mereka membantu meringankan teman sekelasnya yang kesulitan membeli jaket angkatan. Rencananya, jaket angkatan akan dikenakan saat rekreasi bersama – sama.
“Hasil keuntungan penjualan Rp 800 ribu ini akan kami gunakan untuk pembuatan jaket kelas. Bagi siswa yang kesulitan (ekonomi), akan dibebaskan serta uang sisanya dibagi, supaya pembayaran lebih ringan,” ujarnya.
Juara II Lomba Karya Inovasi Nasional
Setelah sebulan berjalan, kegiatan jualan mereka pun diikutkan dalam Lomba Karya Inovasi Pelajar (LKIP) 2018 tingkat Nasional di SMA Taruna Nusantara Magelang, beberapa waktu lalu. Dengan mengambil judul Warmob Grande Penyebar Virus Enterprenur di Sekolah bidang sosial, menjadikan SMP N 1 Kota Magelang meraih juara 2.
“Awalnya tidak yakin akan menang. Penilaiannya makalah, presentasi dan stand,” jelas siswa lainnya, Hammada Pranja Katile.
Untuk mewakili kelasnya, dikirim dua siswa untuk mengikuti kompetisi ini. Mereka yaitu Damayanti Amelia Nisa dan Hammada Pranja Katile. “Dalam satu kelompok hanya 2 orang saja, jadi kami mengirimkan koordinatornya yaitu Amel dan Hammada,” jelas Wali Kelas VIII G, Rini Eka Handayani MPd.
Rini menjelaskan bahwa, kedua siswa yang dipilih untuk mengikuti lomba ini, juga bertugas mengajak teman-teman sekelasnya untuk memiliki jiwa wirausaha. “Adanya kemauan mereka untuk berwirausah pun sangat didukung oleh para alumni yang juga memberikan modal,” imbuh guru mata pelajaran IPA ini.
Awalnya, mereka berjualan secara rutin setiap jam istirahat. Namun, saat ini waktu berjualan dikurangi hanya pada Kamis dan Sabtu saja. Hal itu karena jualannya menyesuaikan jadwal anak-anak. Sebanyak 30 siswa kelas VIII G, mereka terjun semua melakukan kegiatan.
“Sekolah sangat mendukung sekali sejauh kegiatan yang dilakukan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini pun menjadi motivasi adik-adik kelas dan teman-temannya,” urainya.
Untuk selanjutnya bisa juga kegiatan wirausaha ini mereka kembangkan tidak di sekolah saja. Tetapi juga di luar sekolah.
“Kami pun sudah menerima banyak pesanan, tapi dibatasi. Disesuaikan dengan kemampuan produsen,” imbuhnya. Harapannya kegiatan ini dapat menjadikan siswa bersemangat untuk menjadi wirausaha yang handal.