Siedoo, Kepeduliaan Bupati Jember, Jawa Timur, dr. Hj. Faida, M.M.R terhadap dunia pendidikan tergolong tinggi. Faida yang berlatar belakang dokter ini memberikan beasiswa kepada 846 warganya untuk kuliah di Universitas Terbuka (UT). Atas hal ini Faida mendapatkan penghargaan dari UT sebagai Mitra Pemerintah Daerah Berprestasi.
Tetapi mereka yang mendapatkan beasiswa kuliah bukah hanya ongkang-ongkang duduk manis. Mereka harus membantu keberadaan Pemerintah Kabupaten Jember. Tugasnya mendata dan memverifikasi anak yatim piatu, janda miskin, dan kaum difabel.
“Agar lulusan perguruan tinggi tidak berhati tumpul,’’ tuturnya dilansir dari jpnn.com.
Dari penerima beasiswa S-1 tersebut, sudah berprofesi guru di kelompok bermain, TK, dan SD. Baginya, yang ditunggu masyarakat adalah karya nyata.
“Masyarakat tidak pernah bertanya di mana kalian kuliah, berapa nilai IPK, dan apa judul skripsinya,” tandas alumnus Universitas Airlangga ini.
UT merupakan satu-satunya universitas negeri dengan sistem pendidikan jarak jauh yang disahkan pemerintah. Belakangan ini, UT menyelenggarakan Wisuda Periode I Wilayah 1 Semester 2018/19.1 di Gedung UT Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan dengan mengundang 2.782 lulusan dari seluruh Indonesia yang terdiri dari Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana. Di dalamnya termasuk mahasiswa dari Jember yang mendapatkan beasiswa.
Hj. Faida, MMR adalah bupati Jember yang menjabat pada periode 2016-2021. Ia dilantik pada 17 Februari 2016 menggantikan MZA Djalal yang habis masa jabatannya pada 2015. Faida lahir di Malang, Jawa Timur, 19 September 1968.
Dilansir dari tribunnews.com, Faida masuk ke Pascasarjana UGM dan memperoleh gelar Magister Manajemen Rumahsakit (MMR) pada tahun 1998. Jejak hidupnya pun hanya bergelut di bidang kedokteran.
Sebelum menjadi bupati, Faida mengawali karier di rumah sakit Al-Huda, Genteng, Banyuwangi yang merupakan milik ayahnya sendiri, sebagai staf bidang pelayanan medis. Posisinya lalu naik menjadi wakil kepala bidang pelayanan medis (1996-1998). Kemudian, ia menjadi Kepala Bidang Farmasi RS Al-Huda pada tahun 1998 hingga 1999.
Ia lalu menjadi kepala Puskesmas Tulungrejo, Glenmore pada 2001 hingga 2004. Setelah itu, ia kembali lagi ke RS Al-Huda sebagai direktur medis hingga tahun 2009 dan naik menjadi Chief Executive Officer (CEO).
Dia juga menjadi direktur utama di RS. Bina Sehat Jember dan mengepalai Bina Sehat Training Center, sebuah lembaga pendidikan perawat khusus untuk dikirim ke luar negeri. Kepeduliannya dalam kesehatan masyarakat. Dalam beberapa tahun, dokter Faida menggelar operasi gratis bagi warga yang tidak mampu di Jember.
Atas aksi sosial yang sering ia jalankan, kemudian ada dorongan untuk menjadi calon bupati di kabupaten tersebut. Di tahun 2015, ia bersaing dengan Pasangan Sugiarto-Mochammad Dwi Koryanto diusung oleh Partai Gerindra, PKB, PKS, Golkar, PPP, dan Demokrat. Total 33 kursi di DPRD Jember yang mendukung pasangan tersebut.
Sedangkan Faida berpasangan dengan Abdul Muqit Arief yang diusung oleh PDI Perjuangan, Nasdem, Hanura, dan PAN, atau total 17 kursi di DPRD Jember. “Dulunya saya tidak berencana menjadi Bupati,” akunya. (*)