Siedoo.com -
Inovasi

Mahasiswa UNS Ubah Limbah Kertas Jadi Beton Super

Siedoo, Inovasi tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Girindra Rahman Budiarta, Fajar Indah Nur Hidayana, dan Farchan Nova Geraldine sangat menakjubkan. Mahasiswa D3 Teknik Sipil itu berhasil menciptakan inovasi beton super dari campuran limbah kertas dan batu andesit. Kedua material ini diklaim memiliki efek lebih kuat, ramah lingkungan dan ekonomis dibanding beton biasa.

Menurut Girindra, timnya menggunakan batu andesit dan limbah kertas sebagai bahan pembuatan beton karena  mengandung senyawa yang diperlukan dalam penguatan beton. Jika dikombinasikan, maka beton mereka bisa menghemat pemakaian semen sekitar 5-25 persen.

“Kami membuat inovasi beton tipe highly strength. Jadi kuat tekan di umur muda,” kata Girindra.

Girindra menjelaskan, kertas memiliki senyawa yang berguna untuk pengerasan beton, seperti kalsium oksida. Sedangkan batu andesit digunakan sebagai pengganti kerikil. Campuran kedua bahan itu mampu menaikkan kuat tekan sampai 20 persen dari beton dengan material biasa. Dia menilai beton mereka sangat cocok digunakan sebagai pondasi basement.

“Beton kita bisa mencapai 35 Mpa (Megapascal) di umur 7 hari. Berarti itu sekitar 20 persen dari beton biasa,” ungkapnya.

Inovasi beton baru ini tak hanya unggul di kuat tekan, tetapi juga lebih ekonomis. Sebab, mampu menghemat biaya pembuatan sekitar 10 persen. Kedua material juga relatif lebih mudah didapat di sekitar tempat tinggal mereka.

Beton dari campuran limbah kertas dan batu andesit ini telah diuji dan dilombakan dalam kompetisi beton nasional bertajuk ‘Warmadewa High Strength Concrete’ di Denpasar, Bali, seperti dikutip dari uns.ac.id pada akhir Oktober 2018 lalu. Seluruh mahasiswa Teknik Sipil se-Indonesia berlomba menciptakan beton ekonomis tapi tetap memiliki kualitas yang tinggi.

Baca Juga :  Alumnus UNS, Arletta Rachma Wibowoputri Juarai Ajang Good Design Indonesia 2020

Inovasi ketiga mahasiswa UNS itu sukses meraih Juara 2 dalam kompetisi tersebut. Mereka bersaing dengan tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP).

Girindra dan kedua temannya tak menduga meraih penghargaan Juara 2. Mengingat seleksinya tidak mudah, terutama bagian presentasi. Kompetitornya pun dari perguruan tinggi ternama.

Ke depan, tiga mahasiswa UNS ini berniat ingin mengembangkan hasil inovasi beton mereka agar lebih matang hingga dan dapat diterapkan dalam pembangunan berkelanjutan di masa depan.

Apa Tanggapan Anda ?