WONOSOBO – Sekitar 640 tenaga honorer kategori dua (K2) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah melakukan aksi ke Istana Negara di Jakarta, Selasa (30/10/2018). Agar tidak terjadi kekosongan pelajaran, sejumlah pejabat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Wonosobo turun tangan mengajar di sejumlah sekolah dasar (SD) yang memiliki banyak tenaga honorer.
Dikatakan Sekretaris Disdikpora Wonosobo, Musofa, ada empat pejabat Disdikpora yang turun langsung ke sekolah-sekolah, guna mengecek kegiatan belajar mengajar, serta membantu proses pembelajaran siswa. Upaya pejabat dinas datang langsung ke sejumlah sekolah, dilakukan guna benar-benar mengecek kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun banyak ditinggal guru honorer.
Selain itu, Kepala Disdikpora Wonosobo, Sigit Sukarsana juga menginstruksikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Disdikpora di masing-masing kecamatan serta seluruh pengawas SD ikut membantu pembelajaran.
“Saya bersama Pak Kadin, Pak Isnanto, Pak Kabid terjun langsung ke sekolah-sekolah memantau kegiatan pembelajaran mereka. Kalau saya sendiri ikut masuk ke kelas dan mengajar, karena di sekolah yang saya datangi kekurangan guru. Soalnya banyak guru honorer di sekolah itu yang ikut aksi di Jakarta,” ujar Sigit dilansir suaramerdeka.com.
Sigit mengungkapkan, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun ada beberapa sekolah harus melakukan kelas rangkap dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Musofa mengaku, dengan banyaknya guru K2 melakukan aksi ke Jakarta, berakibat banyak sekolah mengalami kekosongan tenaga pengajar. Namun secara keseluruhan tidak ada sekolah yang mengalami kekosongan. Hal itu karena pihaknya memerintahkan seluruh Plt Kepala UPT Disdikpora yang berjumlah 15 di masing-masing kecamatan, serta 38 pengawas SD untuk ikut mengajar.
“Sekolah yang tidak tertangani oleh kami, mereka memberlakukan kelas rangkap. Satu guru mengajar beberapa kelas. Untuk aksi tenaga honorer ke Jakarta memang mengajukan surat pemberitahuan, tetapi kami tidak mengizinkan ataupun melarang mereka berangkat ke Jakarta,” papar Musofa.
Sementara itu, saat melepas para guru K2, Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagiyo menyampaikan dukungannya dengan aksi moral yang dilakukan para tenaga honorer. Namun demikian pihaknya tetap meminta aksi dilakukan dengan cara santun.
“Kami Bupati, Wakil Bupati, Pemerintah Daerah mendukung aksi moral ini. Ini bukan demo tapi penyampaian aspirasi, tentu saja dengan santun, dan baik agar yang ada di atas sana tersentuh hatinya,” ujarnya kepada para guru K2, di halaman Sasana Adipura Kencana Wonosobo.
Agus juga berpesan dalam penyampaian aspirasi K2 ini jangan mengganggu aktivitas belajar mengajar. Dia meminta para guru tidak mogok kerja dan tetap mengajar. Karena ini menyangkut nasib anak didiknya. (Siedoo/NSK)