SURABAYA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur melaunching produk inovasi baru, Automatic Identification System Institut Teknologi Sepuluh Nopember (AISITS). Produk ini dimanfaatkan untuk lebih menjamin keselamatan operasional kapal dan instalasi laut, yang output-nya berupa real time-early warning system berbasis internet dan mobile application.
AISITS bisa mengirim sistem peringatan dini ketika kapal memasuki zona bahaya. AISITS sebagai produk komersil ini juga siap dimanfaatkan langsung oleh masyarakat, pemerintah maupun perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang maritim.
Proses pengembangan riset yang memakan waktu cukup lama dan bekerja sama dengan berbagai pihak tersebut, semakin membuat AISITS untuk siap masuk dalam tahap komersialisasi ini.
ITS dan PT Bali Towerindo Sentra Tbk yang merupakan perusahaan penyedia infrastruktur menara dan jaringan yang terintegrasi, telah menandatangani KSO untuk mengupayakan AISITS dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri melalui penyiapan infrastruktur tower dan AIS di sepanjang pantai utara Jawa.
Launching hilirisasi produk riset ITS dalam bidang kemaritiman ini dilakukan langsung oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof H Mohamad Nasir PhD Ak. Mengingat pentingnya AISITS dalam dunia transportasi laut dan keamanan instalasi laut, turut hadir juga Menteri Perhubungan Ir Budi Karya Sumadi, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sukandar, dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Ir R Agus H Purnomo.
“Komersialisasi AISITS ini juga selaras dengan misi Kemenristekdikti untuk meningkatkan kapasitas pemanfaatan dan komersialisasi hasil riset dan inovasi untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan bangsa,” kata Menristekdikti Mohamad Nasir.
Misi tersebut menjadi salah satu dasar bagi perguruan tinggi. Termasuk ITS, untuk berupaya semaksimal mungkin mendorong peneliti, inventor dan unit usahanya agar mampu menghasilkan produk-produk inovatif yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan dunia industri.
“Dalam era industri 4.0 saat ini, aplikasi semacam ini akan memegang peranan yang sangat penting dan memiliki potensi bisnis yang sangat besar,” jelas Nasir.
Pada saat yang sama, AISITS juga dapat menjamin keselamatan operasional maritim serta menumbuhkan ekonomi pada umumnya. Kecelakaan kapal dan instalasi laut akan berdampak sangat besar pada jiwa manusia, lingkungan maritim serta ekonomi. AISITS menjadi salah satu alternatif solutif dalam persepktif tersebut.
Menengok kembali perjalanan AISITS sebagai produk unggulan yang telah matang untuk proses hilirisasi. Bahwa AISITS pertama kali diinisiasi dan dikembangkan sejak tahun 2007 melalui kerja sama riset ITS bersama Kobe University, Osaka University, Tokyo University, National Maritime Research Institute (NMRI) Jepang, Universitas Teknologi Malaysia (UTM), Dokus Eylul University Turki, serta berbagai pihak lainnya.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc ES Phd mengatakan, ITS sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang memiliki pusat unggulan iptek dan inovasi, memiliki kewajiban. Yaitu, agar selalu mendorong hasil-hasil riset sivitas akademikanya untuk dapat dijadikan produk inovasi yang memberi manfaat bagi masyarakat secara langsung dan memiliki potensi komersial.
Dijelaskan bahwa, hingga saat ini Kemenristekdikti telah memercayakan ITS untuk mengelola tiga Pusat Unggulan Iptek (PUI). Yakni, PUI Sistem Kontrol Otomotif (SKO), PUI Mechanics Industrial Automation (MIA), dan PUI Keselamatan Kapal dan Instalasi Laut (KEKAL).
“PUI KEKAL ditetapkan oleh Kemenristekdikti sejak tahun 2008, dan melalui PUI KEKAL ITS inilah produk AISITS dikembangkan dan diciptakan,” tandasnya. (Siedoo)