Siedoo.com - Drektur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, MSc. (Foto: uai.com)
Nasional

Tahun 2019 Dana Riset Naik Jadi Rp 1,7 Triliun

SEMARANG – Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, MSc membawa kabar gembira dalam seminar internasional The 1st International Conference on Education and Social Science Research, di Hotel Harris Semarang, Jawa Tengah. Seminar internasional itu diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Seminar itu diikuti ratusan peserta dengan 90 pemakalah.

Ocky yang membuka seminar itu menegaskan, dana riset tahun 2019 meningkat menjadi Rp 1,7 triliun dari tahun 2018 Rp 1,4 triliun.

“Tahun depan dana riset meningkat jadi Rp 1,7 triliun. Ini termasuk manajemen, peningkatan kapasitas, latihan penulisan, dan bedah proposal,” kata Ocky.

Soal riset itu telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 38/2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) Tahun 2017-2019. Adapun dokumen pelaksanaan RIRN disusun dalam jangka waktu lima tahun yang kemudian disebut sebagai Prioritas Riset Nasional.

Sepuluh Bidang

Menurut Ocky, pada 2017 hingga 2019 telah ditetapkan 10 bidang yang menjadi fokus program prioritas penelitian, di antaranya pangan dan pertanian, kesehatan dan obat-obatan, transportasi, energi terbarukan, maritim, seni dan budaya, serta pendidikan.

Mengenai artikel ilmiah, ini kali pertama Upgris menjadi tuan rumah untuk mengindeks artikel. Dampaknya kemudian, jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan akan meningkat.

“Akan bisa dilihat dalam waktu enam bulan, nama penulis artikel ilmiah akan muncul di dunia maya,” ungkapnya, dilansir dari suaramerdeka.com.

Di sisi lain, kehadiran revolusi industri 4.0 harus diantisipasi. Tenaga pendidik atau dosen harus mampu meningkatkan kapasitas siswa ataupun mahasiswa agar bisa bersaing pada era berikutnya.

Selain Ocky, seminar juga menghadirkan pembicara Dr. Leonard Tijing dari University of Technology Sydney, Australia, Prof. Harumi Sato asal Kobe University, Jepang, Prof. Ritthikorn Siriprasertchok dari Burapha University, Thailand, dan Dr. Nor Fadila Amin dari University of Technology Malaysia. Ketua Panitia Seminar Dr. Achmad Buchori mengatakan, pelaksanaan seminar internasional di Hotel Harris itu menjadi yang pertama.

Baca Juga :  Peneliti ITS Amien Widodo Anjurkan Pengembalian Tata Guna Lahan Pegunungan

“Kami dari LPPM UPGRIS, tahun ini masih akan menyelenggarakan satu seminar internasional lagi,” jelasnya.

Seminar ini untuk mewadahi dosen UPGRIS dan universitas lain dalam upaya publikasi karya ilmiah mereka. (Siedoo/NSK)

Apa Tanggapan Anda ?