Siedoo.com - Keativitas Tim KIR SMA Negeri 4 Semarang mampu membuat Aparab, yaitu alat penyaring air rob menjadi air besih. (Foto: jateng.news)
Tokoh

Siswa SMA N 4 Semarang Ciptakan Alat Pengubah Rob Jadi Air Bersih

SEMARANG – TIM Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Negeri 4 Semarang, Jawa Tengah  menjadi juara favorit dalam Lomba Kreasi dan Inovasi (Krenova) Jateng 2018, lewat ciptaan mereka, alat pengolah rob jadi air bersih atau dikenal Aparab. Atas ciptaan itu, Gubernur Ganjar Pranowo menyerahkan penghargaan kepada mereka pada ajang Pameran Produk Inovasi (PPI) Jateng di halaman Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen.

Ciptaan itu didasari oleh keprihatinan karena rob kerap mengganggu masyarakat pesisir pantai. Bukan hanya menghambat aktivitas namun juga mengakibatkan warga kesulitan air bersih. Mendasari permasalahan rutin Kota Semarang, tim SMA Negeri 4 yang berjumlah lima orang, di bawah kepemimpinan Aura Herdi Ramadhina Sutanto (Kelas XI MIPA 5) melakukan penelitian menyulap rob menjadi air bersih sehingga bisa dimanfaatkan untuk MCK.

Ide dan temuan ini sekaligus dibawa ke lomba Krenova tingkat kota yang diselenggarakan Bappeda Kota Semarang. Setelah lolos dalam lomba itu, Aparab diikutsertakan lomba Krenova tingkat Jawa Tengah dan menyabet juara favorit. 

Penyaringan

”Air sumur kotor dan terkontaminasi. Warga kurang mampu kasihan, karena tak bisa memanfaatkan sumur atau membeli air bersih, sehingga kami membuat Aparab,” ungkap Aura didampingi Kepala SMA Negeri 4 Semarang Dra. Wiji Eny Ngudi Rahayu, M.Pd dan pembimbing KIR Waka SMA Negeri 4 Semarang Bidang Kurikulum Sri Wahyuni, M.Pd.

Ketua Tim KIR SMA Negeri 4 Semarang Aura Herdi (paling kanan) bersama rekannya didampingi Kepala SMA Negeri 4 Semarang Dra. Wiji Eny Ngudi Rahayu M.Pd (tiga dari kiri) dan guru pendamping Sri Wahyuni (empat dari kiri) menunjukkan piala sebagai juara favorit Krenova 2018. (Foto: suaramerdeka.com)

Aura menjelaskan, penelitian itu mengambil sampel di beberapa wilayah, seperti di Tambaklorok, Kaligawe, Stasiun Tawang, dan pesisir Kabupaten Demak. Proses mengubah rob menjadi air bersih dilakukan dengan cara penyaringan air ke sejumlah bejana, serta melalui proses elektroda dari plat aluminium dan pembunuhan bakteri oleh ozonizer.

Bahan penelitiannya, toples plastik, pipa, keran, ozonizer, elektroda, pasir silica, batu kecil, pasir pantai kasar dan halus, busa filter, kasa, adaptor, plat elektroda bahan aluminium, dan pompa air. Cara kerjanya, bejana pertama dialiri rob, lalu pompa air dinyalakan. Setelahnya, air mengalir dari bejana pertama terjadi proses elektrosis untuk mengurangi kadar garam pada rob.

Baca Juga :  Inilah Mahardhika Pratama, Dosen Muda ITS Dengan H-Index Scopus 21

”Setelah 30 menit gunakan dua plat elektroda aluminium dengan tegangan 12 volt. Kemudian, air dialirkan pada bejana kedua dan terjadi proses filtrasi untuk disaring selama 10 menit,” papar Aura, seperti dikutip dari Suara Merdeka.

Air lalu dialirkan ke bejana ketiga, hingga proses ozonisasi 10 menit, yaitu membunuh bakteri. Menurut dia, air lalu dialirkan ke bejana empat yang akhirnya bersih dan siap dimanfaatkan untuk MCK.

Total biaya penelitian ini Rp 690 ribu. Selain Aura, empat siswa lain yang terlibat dalam tim adalah Danandjaja Rosewika Toriq Budihardjo (XI MIPA3), Natasya Anggita Damayanti (XI MIPA5), Alya Adelia Mumtaz (XI MIPA3), dan Ayu Mustika Yasmin (XI MIPA3).

Dra. Wiji Eny menyatakan bersyukur karena siswanya bisa menciptakan alat tersebut. Dia berharap alat tersebut memberikan dampak bagi masyarakat Semarang.

”Paling tidak, sedikit memberi solusi terkait masalah rob,” kata Eny yang terpilih sebagai Kepala SMA Berprestasi Kota Semarang pada 2016 itu.

Sementara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Sri Wahyuni menegaskan, sekolahnya sejak 2012 sudah meraih 80 penghargaan terkait KIR, baik tingkat provinsi maupun nasional.

”Ini positif bagi Aura cs, karena mereka akan mendapatkan poin untuk masuk perguruan tinggi negeri di luar jalur SNMPTN. Banyak siswa SMA Negeri 4 Semarang yang berprestasi di KIR bisa diterima lewat jalur khusus itu,” jelas Wahyuni. (Siedoo/NSK)

Apa Tanggapan Anda ?