GRESIK – TIDAK disangka berlaga di negara tetangga mampu meraih prestasi. Demikian yang dialami tiga siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Tarbiyatul Wathon asal Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur. Mereka berhasil menjuarai kontes robot di ajang Internatonal Islamic School Robot Olimpiad 2018, yang diselenggarakan oleh Internatonal Islamic University Malaysia (IIUM), Kuala Lumpur, Malaysia.
Kontes robot yang diikuti 138 peserta dari negara Islam se-Asia itu, saling beradu mengedepankan kreatifitas dan inovasi. Di kontes tersebut, MTs Tarbiyatul Wathon menyabet juara kedua (medali perak), dan ketiga (medali perunggu).
Keberhasilan MTs Tarbiyatul Wathon itu berkat tangan dingin M. Fatih Syajroni (14), Zamanul Khoir (14), dan M. Shobahun (14). Ketiganya merupakan siswa kelas IX yang menciptakan robot ‘under water’ dan robot ‘gathering’.
“Kami menciptakan robot under water yang berfungsi mengambil benda di dasar laut. Sedangkan robot gathering bisa memindahkan benda di daratan,” ujar M. Fatih Syajroni dilansir beritajatim.com.
Menurut M. Fatih, dia bersama kedua rekannya dan dibimbing gurunya membutuhkan waktu kurang dari sebulan untuk menciptakan kedua robot yang dikonteskan. Setelah melalui beberapa percobaan, akhirnya dua robot yang diciptakan itu mampu menyisihkan peserta lainnya yang mengikuti kontes robot.
“Khusus robot under water kami terinspirasi oleh kondisi geografis di Desa Campurejo yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan. Harapannya, ke depan melalui pengembangan robot ini warganya tidak perlu repot-repot lagi berenang di dalam laut untuk mencari kerang atau ikan,” jelasnya.
Wakil Ketua Penjaminan Mutu Yayasan Tarbiyatul Wathon, Mohammad Lazim (42) menuturkan, pihaknya tidak menyangka keberhasilan anak didiknya mampu mengangkat prestasi sekolahnya. Saat berangkat ke Kuala Lumpur Malaysia, secara finansial kurang mendukung. Namun, berkat bantuan semua alumni akhirnya bisa berangkat dan menyabet juara dua dan ketiga.
“Anak didik kami mampu mencapai nilai yang terbaik di dua kategori yakni kecepatan dalam memprogram pada robot gathering. Serta, keahlian bagaimana memprogram pada robot under water,” tandas Mohammad Lazim.
Siedoo/NSK