BANDUNG – Perwakilan mahasiswi Universitas Tidar Magelang, Jawa Tengah maju ke Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tingkat nasional, mewakili Provinsi Jawa Tengah. Sebelumnya, mahasiswi Wilda Ulfiyanti Rahma dan Adinda Dwi Lestari, mendapatkan gelar Juara 1 lomba serupa ditingkat provinsi.
Dua mahasiswi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini mengusung Asemdong, alat semprot dorong, sebagai produk lokal yang membantu kerja para petani. Khususnya, para petani holtikultura di Kecamatan kandangan, Kabupaten Temanggung.
Penjurian tingkat nasional lomba karya tulis esai dan keterampilan tingkat perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia ini, berlangsung pada Senin-Jumat, 17-21 September 2018 di Hotel Golden Flower, Bandung, Jawa Barat. Asemdong dapat menampung minimal 12 liter cairan pembasmi hama. Kinerja alat ini dengan cara didorong kedepan dan perputaran roda yang menghubungkan mekanisme tuas serta batang pompa.
Pergerakan roda yang dihubungkan dengan batang pompa untuk membuat gerakan pada batang pompa naik turun berulang, memompa isi pestisida cair untuk keluar melalui sprayer. Sedikit banyaknya pestisida cair yang keluar melalui sprayer itu, dapat diukur sesuai keperluannya. Petani hanya perlu mendorong, lebih ringan dari pada menggendong.
“Jumlah cairan pestisida yang dibawa pun lebih banyak dan tentunya pekerjaan menyemprot pestisida ke tanaman mereka lebih mudah,” kata Rahma Adinda.
Dinda menambahkan, daerah Kandangan, Temanggung memiliki jenis tanah kering dan berada pada lereng gunung. Maka itu, Asemdong dapat meringankan beban para petani saat tiba waktunya menyemprotkan pestisida ke tanaman mereka.
Tahun ini Lomba PCTA sedikit berbeda dari perlombaan sebelumnya. Selain membuat esai, peserta diminta membawa alat untuk dipresentasikan dalam lomba tersebut.
“Lomba kali ini tidak hanya debat tetapi juga membuat esai dan produk untuk dipresentasikan serta diuji secara isi, manfaat, kegunaan dan keefektifannya,” jelas Wilda.
Keduanya memaparkan konsep dan cara kerja Asemdong sebagi inovasi sprayer pembasmi hama yang memudahkan para petani dalam merawat tanamannya. Dua mahasiswi ini mengusung Asemdong, alat semprot dorong, sebagai produk lokal yang membantu kerja para petani.
Salah satu permasalahan yang dihadapi para petani adalah hama tanaman.
“Biasanya petani menyemprotkan pestisida cair dengan sprayer gendong. Kontur tanah yang tidak rata serta beratnya jumlah beban pestisida menjadi salah satu kendala petani,” tambah Wilda.
Persiapan ini telah dilaksanakan sejak bulan Agustus lalu, mulai dari persiapan esai, pembuatan video, leaflet, serta kostum. Kedua mahasiswi tersebut juga didampingi Retno Dewi Pramodia Ahsani, S.I.P., M.P.A., Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Xander Salahudin, S.T., M.Eng., Dosen Fakultas Teknik dalam persiapan maju ke PCTA tingkat nasional ini. (Siedoo)
