DELISERDANG – Indonesia masih kekurangan guru atau tenaga pendidik. Secara keseluruhannya guru PNS masih kurang sekitar 736 ribu guru. Untuk menutupi kekurangan tersebut diantaranya digelar perekrutan CPNS tahun 2018 yang hingga saat ini belum jelas kapan dibuka penerimaannya.
Jumlah yang akan direkrut di kisaran angka 110 ribu orang. Tanpa menghiraukan rekrutmen tersebut, mahasiswa semester akhir Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) melakukan langkah sigap.
Mereka secara suka rela membantu Dinas Pendidikan Deliserdang untuk menutup lubang kekurangan guru di wilayah sekolah setempat. Mereka ditempatkan di beberapa penjuru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) berstatus negeri.
Jumlah relawannya yakni 196 mahasiswa. Sebagai simbolis untuk mereka mengajar dilepas langsung Dinas Pendidikan. Mereka akan menjadi relawan selama satu tahun ajaran pendidikan.
Plt Kadis Pendidikan Deliserdang, Miska Gewa Sari menyatakan program guru relawan ini merupakan solusi bagi dinasnya untuk mengatasi jumlah kekurangan guru.
“Walaupun belum menjawab kebutuhan kekurangan guru yang kita perlukan, namun kita yakin dengan adanya mereka minimal bisa menjadi solusi dan bisa menjadi lebih baik lagi,” katanya dilansir dari tribunnews.com.
Ditandaskan, hal tersebut baru pertama kali dilakukan. Tentunya kedepan akan terus dilakukan evaluasi.
“Ya ada yang mereka nanti jadi guru matematika, agama, IPA, IPS dan macam-macam lah,” tambahnya.
Karena mahasiswa merupakan guru relawan, lanjut Miska, tentu tidak ada honor yang diberikan oleh Pemkab. Meski demikian, ia menyebut tidak juga menutup kemungkinan kalau mahasiswa akan mendapatkan uang tambahan dari pihak sekolah.
“Ya bisa saja mereka dapat tambahan misalnya di sekolah itu tidak ada operator. Ya mungkin mereka pintar IT ya bisa saja dapat. Lihat situasi bagaimana di sekolah itu. Saya senang karena adik-adik mahasiswa kita lihat begitu antusias. Mulai Senin depan mereka mulai mengajar dan setiap hari pada siang hari mereka tetap pergi ke kampusnya,” jelasnya.
Mengemukan di Medsos
Tentang kekurangan guru di Deliserdang sebelumnya pernah mengemuka di media sosial. Salah satu pengguna akun di facebook menuliskan keprihatinannya karena ada dua SD Negeri tidak memiliki guru agama Islam.
“Sungguh sangat memprihatinkan di dua SDN ini tidak memiliki guru agama Islam dan lebih mirisnya lagi mereka malah disuruh ikut pelajaran agama Kristen. Dengan alasan agar ada nilai pelajaran agama serta dikhawatirkan banyak generasi penerus Islam didesa ini murtad dimana peran pemerintah Deliserdang,” tulis Junaidi Al-faqhi di akun facebooknya.
Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan Deliserdang, Kamaruzzaman membenarkan hal itu. Pihaknya sudah melakukan peninjauan. Setelah tinjauan itu ternyata benar diketahui bahwasanya sekolah yang dimaksud sama sekali tidak ada guru agama Islam.
“Karena tahu tidak ada, kita langsung carikan saat itu juga guru agama Islamnya tapi honor. Sekarang sudah dapat dan besok akan mulai masuk kerja,” katanya.
Ia tidak sependapat dan membantah kalau disebut anak-anak SD yang beragama Islam dengan sengaja diajari pendidikan agama kristen oleh gurunya. Yang terjadi sebenarnya, ada anak yang beragama Islam yang tidak bersedia keluar ruang kelas ketika siswa yang beragama kristen sedang belajar. (Siedoo)