SURABAYA – Salah satu latar belakang yang menyebabkan adanya revolusi industri 4.0 adalah adanya perbedaan generasi dan pola perilaku kebutuhan masyarakat, yang lebih mengacu pada dunia cyber digital. Ada perubahan gaya hidup masyarakat, perubahan proses industri dan perubahan budaya.
“Ini lah yang menginisiasi ITS untuk turut melakukan penyesuaian diri di era industri 4.0,” kata Wakil Rektor IV Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Bidang Inovasi, Kerja Sama, Kealumnian dan Hubungan Internasional Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc.
Ia menyampaikan itu berkaitan Seminar Introduce to Industry 4.0 bagi para pelaku industri di Indonesia, di Hotel JW Marriott Surabaya. Para pelaku industri yang hadir dalam acara ini diantaranya ada dari PT Industri Kereta Api (INKA), PT Indonesia Power, PT Perkebunan Nusantara, dan PT Bukit Asam. Selain itu, ITS juga mengundang beberapa perwakilan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mengedukasi mereka terkait era industri 4.0.
Pria lulusan Kobe University, Jepang ini menjelaskan, sebagai pusat pengembangan teknologi dengan fasilitas laboratorium yang cukup lengkap dan jejaring internasional yang luas, ITS siap membantu para pelaku industri untuk mempersiapkan perusahaannya memasuki era industri 4.0. Faktanya, memang membutuhkan banyak persiapan dan biaya yang sangat besar bagi sebuah perusahaan untuk memasuki era industri 4.0 ini.
Apalagi dengan mendatangkan ahli-ahli dari luar negeri. Melalui kerja sama ITS, para pelaku industri diharapkan bisa menekan biaya tersebut.
“Karena kami di ITS memiliki fasilitas pengembang tersebut dan kami bisa memanfaatkan jejaring kami di luar negeri untuk membantu para bapak dan ibu (peserta seminar, red) jika bekerja sama dengan ITS,” jelasnya.
Kepala Badan Pengembangan dan Pengelolaan Usaha (BPPU) ITS, Dr Ir I Ketut Gunarta MT mengatakan, tujuan diadakannya seminar ini adalah untuk memfasilitasi para pelaku industri di Indonesia, agar lebih siap memasuki era industri 4.0 yang memang banyak sekali tantangannya. Adapun peserta dari pelaku industri, jumlahnya tidak terlalu banyak yang hadir.
“Karena kami menginginkan pada seminar dan pelatihan ini lebih fokus di grup kecil agar hasilnya maksimal,” jelas dosen Teknik Industri ITS ini.
Pada acara yang akan berlangsung empat hari ini, menghadirkan tiga trainer yaitu Fou Teck Kong dari perusahaan Festo Singapore, Safri Susanto dari Festo Indonesia dan Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc selaku Wakil Rektor IV ITS Bidang Inovasi, Kerja Sama, Kealumnian dan Hubungan Internasional.
Pria yang kerap disapa Gunarta ini juga mengatakan, masih banyak pelaku industri di Indonesia yang memang belum siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0 ini. Selain terkendala dalam kesiapan SDM, masalah juga ditemui dengan keterbatasan informasi mereka terkait detail apa yang dimaksud dengan era industri 4.0.
“Untuk itu, ITS sebagai perguruan tinggi yang juga sudah mencanangkan program ITS 4.0, hadir sebagai fasilitator dan juga sebagai partner bagi para pelaku industri untuk mengembangkan usahanya agar lebih siap di era industri 4.0 ini,” kata Gunarta.
Selain tujuan edukasi, acara ini juga ditujukan untuk mempromosikan kemampuan ITS dalam bidang smart techno ke para pelaku industri. Setelah seminar mereka tidak hanya akan mempunyai skill. Harapannya, ketika ada permasalahan lagi, partnership yang berkelanjutan antara ITS dengan pelaku industri tersebut dapat saling membantu memecahkan masalah yang ada.
“Kami bisa bantu dan bekerja sama dengan mereka (pelaku industri, red) lebih kuat lagi,” jelas pria yang juga sebagai Chief Executive Officer (CEO) ITS Tekno Sains ini.