SURABAYA – Perwakilan dari berbagai negara di dunia menyambangi langsung Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Mereka berkumpul menggelar agenda internasional Community and Technological Camp (CommTECH) Highlight yang tahun ini merupakan kali ke-11. Rentetan agenda sudah dipersiapkan untuk menyambut perwakilan peserta dari 14 negara.
Dalam acara bertema maritim itu, peserta diajak untuk lebih mengenal Indonesia sebagai negara kepulauan. Pada subcourse pertama, peserta akan terjun langsung untuk melakukan pemetaan di salah satu pulau terpencil di Madura selama tiga hari. Itu sebagai langkah untuk mengangkat potensi lokal daerah tersebut.
Di subcourse kedua, mereka akan mengambil sampel di hutan mangrove di Surabaya. Untuk subcourse terakhir, peserta akan terjun langsung dalam pembuatan kapal di laboratorium perkapalan di kampus ITS.
“Karena Indonesia merupakan negara kepulauan dan ITS sebagai perguruan tinggi yang kuat di bidang maritim, kita mengambil topik yang berbeda kali ini dari gelaran sebelumnya,” kata Direktur Hubungan Internasional (International Office) ITS, Maria Anityasari ST ME PhD.
Kali ini dengan mengangkat tema maritim, CommTECH menghadirkan tiga subcourse yaitu “Exploring the Ocean: Mapping Sea Surface and Seabed Surface”, “Exploring The Biodiversity of Coastal System” dan “Built Your Own Boat: Designing, Building and Operating Unmanned Surface Vehicle”.
Dosen Teknik Industri ini menjelaskan, peningkatan jumlah negara dan peserta CommTECH kali ini tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tercatat 52 peserta dari 14 negara berpartisipasi pada kegiatan yang akan berlangsung selama 13 hari tersebut. Antara lain berasal dari Australia, Taiwan, Tiongkok, Myanmar, Pakistan, Polandia, Swedia, Filipina, Kamboja, Vietnam, Aljazair, Thailand dan Russia.
“Perbedaan jumlah peserta tidak terlalu jauh, namun kali ini bisa tembus lebih dari 50 peserta,” ungkapnya.
Usai CommTECH, nantinya akan terus dilakukan tindak lanjut kepada perguruan tinggi peserta yang belum pernah mengadakan kerjasama dengan ITS. Selain itu, rencananya pada September 2018 mendatang, ITS akan mengirimkan perwakilannya ke Polandia untuk menggagas progam pertukaran pelajar di sana. Di bulan yang sama juga akan dilakukan peninjauan dari kerjasama yang dilakukan dengan Taiwan.
“Profesor Martin dari Taiwan akan melakukan studi lanjut dengan jurusan yang memiliki laboratorium yang sesuai,” tuturnya.
Di sisi lain, Maria menambahkan bahwa ia merasa senang sebab baginya pergelaran CommTECH ini menjadi pelengkap capaian ITS di dunia internasional. Ini merupakan salah satu langkah pembuktian setelah sebelumnya Tim Sapuangin ITS baru saja berhasil membawa pulang gelar juara dunia dalam Shell-Eco Marathon Drivers’ World Championship 2018 di London, Inggris.
“Kita akan terus bersinergi untuk membuktikan bahwa kita mampu,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Torbjorn Edvin Martin Nordling, peserta dari universitas di Taiwan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan ITS ini. Ia beranggapan bahwa kegiatan ini sebagai langkah cerdas dari ITS untuk memperkenalkan diri dan memberikan pengaruh baru pada universitas lain.
“Sebenarnya saya menggantikan mahasiswa yang tidak dapat ikut. Tapi setelah datang saya rasa ini adalah cara yang cerdas dari ITS,” ujar pria asal Swedia tersebut.