MAGELANG – Ketika memasuki masa pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB), bagi siswa kurang mampu secara ekonomi diperbolehkan mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sebagai syarat pendaftaran. Sekolah akan memprioritaskan siswa kurang mampu agar bisa masuk ke sekolah yang dituju. Namun demikian, ada saja yang memanfaatkan SKTM ini untuk berbuat curang.
Pemerintah Kota Magelang sudah menyiapkan sanksi berat bagi oknum yang berani mengeluarkan SKTM abal-abal. Seperti di tingkat kelurahan maupun kecamatan.
“SKTM itu benar-benar dikeluarkan kalau warga kita benar-benar tidak mampu. Kalau sampai ada kesalahan menerbitkan SKTM saya tidak mau mentolerirnya,” kata Walikota Magelang Sigit Widyonindito, Rabu (11/7/2018).
Ia menyampaikan itu usai menjadi inspektur upacara pada HUT Bhayangkara ke-72 di Lapangan Rindam IV/Diponegoro, Kota Magelang, Jawa Tengah. Menurutnya, jauh hari sebelum masa pendaftaran penerimaan peserta didik baru dibuka, sudah ada arahan agar kelurahan dan kecamatan lebih selektif mengeluarkan SKTM.
Jangan sampai SKTM dijadikan surat sakti oleh oknum yang ingin masuk ke sekolah favorit dengan mengatasnamakan warga miskin. Padahal, ia berasal dari keluarga yang sangat mampu. SKTM itu benar-benar prioritas.
“Tidak boleh sembarangan, apalagi main-main. Hanya untuk kalangan yang tidak mampu saja tapi ingin melanjutkan sekolah, kita akan perjuangkan. Sebaliknya, kalau ada yang main-main, kita minta untuk langsung dicoret,” tegasnya.
Setelah memberikan arahan itu, Walikota Magelang meyakini tidak ada Surat Keterangan Tidak Mampu abal-abal yang berasal dari Kota Magelang untuk mendaftar sekolah. Pihaknya mengaku telah memberikan instruksi kepada kelurahan dan kecamatan.
“Di Magelang saya jamin tidak ada satupun kebocoran SKTM abal-abal. Kita sudah intruksikan kepada kelurahan dan kecamatan jangan sampai kecolongan. Jangan sampai orang mampu, tapi dipaksakan punya SKTM,” kata dia.
Sementara itu, Kapolres Magelang Kota AKBP Kristanto Yoga Darmawan menyampaikan, upacara ini sebagai puncak peringatan Hari Bhayangkara yang sekaligus menutup berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Seperti lomba hafalan surat pendek, lomba Poskamling, sampai lomba tari tradisional.
“Lomba-lomba ini diadakan untuk umum agar kita semakin dekat dengan masyarakat. Antusiasmenya luar biasa, banyak anak-anak yang ikut lomba dan warga juga semangat menggiatkan Poskamlingnya,” katanya.