JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta mencanangkan program Revitalisasi SMK. Yang dilakuan yakni dengan menambah daya tampung peserta didik baru pada SMK negeri, dari 22 persen menjadi 45 persen pada tahun 2022. Upayanya dengan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) sebanyak 42 unit dan membangun ruang kelas baru.
“Kita berencana meningkatkan porsi siswa SMK dari 22 persen menjadi 45 persen. Itu artinya sampai dengan periode 2022 akan ada pembangunan 42 SMK baru dan juga penambahan kapasitas kelasnya,” kata Gubernur DKI Anies Baswedan dalam laman kemdikbud.id
Ditambahkan, tidak kalah pentingnya pemerintah daerah mendorong terbentuknya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pendidikan pada SMK negeri. Hal ini untuk mengoptimalkan penyelenggaraan teaching factory sebagai pendekatan pembelajaran berbasis industri di SMK.
“Jadi, harapannya nanti pengelolaan keuangannya itu jauh lebih efisien dan efektif. Kita juga akan ada program piloting yang sekarang sudah berjalan akan kita perluas lagi. Harapannya nanti SMK di Jakarta bisa menjadi percontohan,” jelas Gubernur.
Proses pembelajaran SMK di Jakarta akan disusun dengan program dual track. Para siswa SMK akan diajak belajar di sekolah dan juga di dunia usaha dan dunia industri dengan pengaturan yang berbeda-beda sesuai dengan sektor yang dijalankan.
“Kami berharap pencanangan ini bukan sekedar seremonial saja. Tetapi, yang paling terpenting adalah pelaksanaannya betul-betul dilaksanakan,” tandasnya.
Pencanangan tersebut turut dihadiri Mendikbud Muhadjir Effendi pada akhir Juni 2018 di SMK Negeri 26 Jakarta. Ia mendukung langkah Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu daerah percontohan Revitalisasi SMK.
“Saya sangat mendukung DKI Jakarta menjadi Pilot Project revitalisasi SMK yang nantinya akan menjadi contoh provinsi-provinsi lainnya,” jelasnya.
Pencanangan Implementasi Revitalisasi SMK merupakan wujud realisasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pencanangan Revitalisasi SMK di Jakarta, cukup menarik, karena tidak hanya sekedar pencanangan, tetapi juga dilakukan penyerahan siswa tamatan SMK sebagai karyawan yang memiliki masa tunggu 0 (nol) bulan dari kelulusan kepada 125 perusahaan mitra SMK di Ibu Kota.
“Apa yang kita lakukan ini merupakan tindaklanjut dari Inpres Nomor 9 Tahun 2016. DKI Jakarta bisa menjadi pilot project revitalisasi SMK dengan wilayah yang ideal memiliki jumlah SMK dan Dunia Usaha dan Dunia Industri yang relatif seimbang. Bahkan Dunia Usaha dan Industri lebih banyak,” jelasnya.
Mendikbud menambahkan, dengan adanya jumlah Dunia Usaha dan Dunia Industri yang relatif seimbang. Bahkan, lebih banyak dari SMK, maka kapasitas SMK dapat dilipatgandakan. Dengan semakin majunya pelayanan pendidikan SMK yang menghasilkan SDM yang berkualitas dapat membantu bangsa dan negara dalam pembangunan berbagai infrastruktur yang saat ini gencar dilakukan.
“Infrastruktur ini tidak akan ada artinya kalau tidak kita siapkan sumberdaya manusianya yang nanti akan mengisi teknostruktur. Karena itulah tugas kita menyiapkan siswa-siswa SMK yang nantinya dapat mengisi teknostruktur dari infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah,” tutur Mendikbud.