SURABAYA – Hati Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur Prof Ir Joni Hermana MScES PhD tengah berbunga – bunga. Itu setelah menerima kabar bahwa anak asuhnya kembali meraih gelar prestasi di tingkat internasional. Tim Barunastra dengan kapal autonomous Nala Heroes berhasil menyabet juara pertama dalam ajang 11th Annual International Roboboat Competition 2018 di Daytona Beach, Florida, Amerika Serikat (AS).
Dari hasil final kompetisi tahunan yang berlangsung sejak 18 Juni ini, tim Barunastra ITS berhasil meraih skor tertinggi yakni 4.996. Skor tersebut mengalahkan hasil perolehan tim-tim finalis lainnya yang didominasi dari tuan rumah AS. Antara lain Georgia Institute of Technology (skor 4.200), Hagerty High School (958), Embry-Riddle Aeronautical University (818), Delft University of Technology dari Belanda (343), Nathan Hale High School (337), University of Michigan (318), dan Florida Atlantic University (147).
“Alhamdulillah, setelah mengukir prestasi di Kanada minggu lalu (Tim Ichiro ITS, red), kabar baik kembali diraih oleh mahasiswa ITS yang kali ini disampaikan (Tim Barunastra ITS, red) dari negeri Paman Sam,” kata rektor.
Keberhasilan tim Barunastra menempati posisi pertama itu merupakan usaha yang penuh dengan perjuangan. Tidak seperti membalikkan telapak tangan. Banyak kendala serius yang dihadapi tim saat kualifikasi.
Pada run pertama kualifikasi berjalan dengan lancar. Masalah terjadi pada saat run kualifikasi kedua dan ketiga. Kendala tersebut antara lain GPS, kompas, dan tower lamp (untuk indikasi mode auto/ manual) bermasalah, serta laptop yang digunakan rusak, sehingga kapal tidak terkendali. Meski demikian, kelebihan roboboat Nala Heroes milik Barunastra yang berhasil lancar melewati run pertama dapat menutupi beberapa poin yang kurang di run kedua dan ketiga.
Menanggapi kabar menggembirakan ini, rektor tidak bisa menutupi rasa bahagianya. Ia mengungkapkan rasa syukur dan bangga yang tak terkira.
“Kami sangat berterima kasih juga pada semua pihak yang telah membantu keberhasilan ini,” jelas guru besar Teknik Lingkungan ini penuh syukur.
Terdapat 14 tim yang berpartisipasi dalam perlombaan robot kapal tanpa awak ini. Ke-14 tim tersebut diberikan kesempatan untuk mengikuti kualifikasi. Dari Indonesia sendiri, selain tim Barunastra ITS, juga ada tim roboboat dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Sedang tim lainnya antara lain berasal dari Belanda, Mexico, India, Kanada, dan dari Amerika Serikat sendiri.
Untuk yang lolos ke tahap final awalnya hanya terdapat enam tim. Namun ada kualifikasi tambahan lanjutan untuk tim-tim yang tidak lolos, sehingga untuk final diambil total delapan tim.
“Alhamdulillah Tim Barunastra sudah dapat mencapai peringkat 1 pada babak kualifikasi dengan skor 3.118,” imbuh Ketua tim Barunastra ITS Khalif Aji Puspito.
Pada saat selesai kualifikasi, timnya berusaha mencari sumber masalahnya dan ternyata masalah berasal dari komponen ekstensi yang digunakan. Karena tidak memungkinkan untuk diuji kembali pada air, akhirnya dilakukan pengujian di darat dengan membawa kapal keliling-keliling perumahan.
“Alhamdulillah akhirnya kapal sudah benar seperti semula, dan di final berhasil menyelesaikan run dalam waktu 8 menit dari total alokasi waktu 20 menit,” ujar mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan ini.