MAGELANG, siedoo.com – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Magelang melaksanakan kegiatan gelar karya semua jenjang sekaligus di sekolah setempat, Kamis 14 November 2024.
Gelar karya tersebut menjadi bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan program unggulan pada Kurikulum Merdeka.
“Program tersebut untuk membentuk peserta didik yang memiliki keseimbangan jasmani dan rohani. Kali ini P5 SMP N 2 Magelang menggelar secara bersamaan P5 kelas 7, 8, dan 9 dengan tema yang berbeda,” kata Wakil Kepala Bagian Kurikulum SMPN 2 Magelang, Haryati.
Kelas 7 dengan tema Kewirausahaan berfokus pada kegiatan “Projek Spero Preneur” yang mengenalkan murid kelas 7 dengan makanan lokal dan bergizi.
“Murid mempelajari bagaimana mengolah bahan dasar, mengemasnya, dan memasarkan di lingkungan sekolah,” tandasnya.
Sedangkan P5 kelas 8 tema Kearifan Lokal berfokus pada kegiatan “Jejak Alam dalam Kain”.
Murid memahami teknik Ecoprint yang akan dilakukan, kemudian bersama kelompok berkolaborasi untuk mengaplikasikan daun-daun pilihan ke dalam kain yang telah disediakan.
“Kain yang telah dibubuhkan daun akan dijahit sesuai keinginan murid untuk dijadikan produk,” jelasnya.
Sedangkan kelas 9, memilih tema Bangunlah Jiwa raga dengan tema “Bullying No Being, Friendly Yes!”. Murid diajak untuk memahami makna perundungan dan murid mengkampanyekan melalui senam kreasi pada saat gelar karya.
“Gelar karya kali ini paket lengkap, karena menunjukkan kekompakkan kelas 7, 8, 9 walaupun dengan tema berbeda justru menjadi apik dengan semangat kolaborasi antartema saling melengkapi. Disinilah kreativitas siswa tereksplor memikat,” jelas Haryati.
Dengan bimbingan fasilitator yang bertalenta di bidangnya dan dukungan serta kolaborasi dengan komite maupun POM baik kelas 7,8,9 terwujudlah gelar karya sesuai rencana.
Seluruh siswa merasakan kegembiraan dan sengaja hari ini khusus untuk gelar karya tidak ada kegiatan intrakurikuler. Untuk kelas 9 gelar karya ini merupakan gelar karya terakhir.
P5 ini dapat menumbuhkan kepemimpinan murid dengan memunculkan voice, choice, dan ownership. Voice dimana suara murid untuk berpendapat dan menyampaikan ide-ide segar terfasilitasi oleh sekolah.
Choice, merupakan pilihan murid untuk berkarya menunjukkan produk yang dihasilkannya.
“Sedangkan ownership merupakan peran serta murid dalam kegiatan mulai dari konsep, pelaksanaan, dan pada saat gelar karya, sehingga murid merasa memiliki proses belajar yang sedang dilaksanakan,” tandasnya. (rilis/siedoo)