Siedoo.com -
Internasional

Mengapa Pendidikan di Finlandia Menjadi yang Terbaik ?

SIEDOO.COM – Siapa sih yang tak kenal Negara Finlandia. Siapa yang tak kenal dengan Mika Hakkinen dan Kimi-Matias Räikkönen. Keduanya adalah juara dunia balap Formula 1 dari Finlandia. Tak hanya juara dalam bidang sport, tapi Finlandia merupakan negara yang peringkat kualitas pendidikannya pertama di dunia.

Mengapa negara di Eropa Utara ini bisa mengalahkan negara-negara besar? Pertanyaan itu pasti muncul karena menempatkannya menjadi negara diposisi teratas. Hasil tersebut berdasarkan survei internasional oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes yang dilakukan yaitu mengukur kemampuan siswa pada bidang membaca, sains, dan matematika.

Dari Tes tersebut didapatkan FInlandia unggul dalam hal akademis dan pendidikan anak lemah mental. Hal ini sangat mengejutkan. Karena Finlandia dapat menjadikan semua siswa di sana smart. Temuan ini menyebabkan Team Siedoo tertarik menelusuri keunggulan apa yang dipunyai negara Nordik tersebut.

Kondisi Pendidikan di Finlandia

Di Finlandia banyak informasi yang bisa kita dapatkan. Yaitu, anak baru boleh bersekolah jika sudah menginjak umur 7 tahun. Sebelum umur tersebut, anak belum dituntut untuk wajib belajar. Waktu sekolah di FInlandia juga dibuat setiap 45 menit. Ada waktu istirahat 15 menit. Dan, waktu belajar tiap hari hanya 4-5 jam/hari.

Proses belajar tidak menuntut mereka untuk jadi juara/rangking satu. Ini karena, di Finlandia tidak mengenal sistem rangking. Menurut pandangan mereka, semua anak sama dan tidak dibeda-bedakan. Jika ada rangking, takutnya guru hanya akan memperhatikan siswa yang pintar saja. Oleh karena itu, ujian nasional hanya dipakai mengukur kualifikasi siswa guna masuk ke perguruan tinggi.

Pondasi Guru Berkualitas

Untuk menghasilkan siswa yang pintar dalam akademisi dan kuat mental, maka dibutuhkan guru yang berkualitas. Pondasi pelatihan guru dimulai di FInlandia pada tahun 1920 silam. Yaitu menjalankan dua rencana dalam bidang pendidikan wajib belajar, dimulai tahun 1921 dan pengembangan pelatihan guru yang selesai tahun 1922.

Baca Juga :  34 Mahasiswa Unisri Belajar Budaya dan Disiplin ke Jepang

Jadi, sudah hampir 1 abad Finlandia membangun pendidikannya untuk sampai sekarang ini. Kualitas guru selalu dijaga agar kualitas pendidikannya tetap bagus. Bagaimana cara Finlandia menjaga guru, sampai generasi berikutnya kualitasnya tetap terjaga?

Untuk itu, maka ada kebijakan khusus dari Pemerintah Finlandai :

1. Mentraining guru dengan model pendidikan karakter

Awalnya, training dilakukan untuk mendidik warga teladan yang akan mengajar dan membudayakan orang Finlandia. Serta, akan memperkuat identitas nasional. Dengan demikian, pengajar harus mampu mendorong minat berbagai kegiatan dalam mengembangkan ketekunan warga dan merangsang siswa.

Caranya, yaitu dengan mengadopsi hobi dan mengembangkan karakter yang kuat. Hasilnya adalah rasa regionalisme yang mampu menjadikan cinta negara dari siswa. Untuk mewujudkan tersebut, materi yang harus ada adalah agama, sastra dan sejarah.

Hal ini ditekankan agar moral warga negara dan agama baik. Peran guru bukan hanya menjadi pendidik saja. Tapi bertindak sebagai teladan di sekolah dan masyarakat. Karena alasan tersebut, maka profesi pengajar sangat dihormati di Finlandia. Dengan menjadi teladan disemua bidang, maka dapat mempunyai kesempatan untuk membuat koneksi apresiasi dan simpati antara rumah dan sekolah.

2. Filter yang ketat di perguruan tinggi

Untuk masuk ke perguruan tinggi, program pendidikan harus dari kandidat terbaik yang terpilih. Ada beberapa tes meliputi pemeriksaan kesehatan, wawancara, dan ujian pada pengajaran. Metode ini digunakan untuk menemukan yang terbaik di antara pelamar yang sangat baik.

Informasi yang didapatkan untuk masuk di program pendidikan lebih sulit. Bahkan, lebih banyak persaingannya dibanding dengan program studi teknik dan kedokteran.

3. Monitoring Mahasiswa yang masuk di Program Pendidikan

Setelah masuk menjadi mahasiswa program pendidikan, masih terus dimonitor aktivitasnya. Upaya ini untuk memperhatikan, apakah siswa mampu mempertahankan kebiasaan belajar yang sukses dan bertindak tak bercacat.

Baca Juga :  Satu-satunya dari Indonesia, Sri Fatmawati Menjadi Anggota Ilmuwan Muda Dunia

Perilaku dimonitor ini tidak hanya dikampus. Tapi juga saat menghabiskan waktu luangnya. Untuk menjadi mahasiswa program pendidikan, maka ada aturan dilarang merokok karena mereka kelak akan menjadi teladan warga. Harus berpakaian yang baik dan sopan. Sementara bagi yang melanggar aturan akan dikeluarkan dari perkuliahan.

4. Persaingan yang ketat

Walaupun aturan sangat ketat, ternyata pelamar yang ingin masuk sangat banyak. Perbandingannya satu dari sepuluh pelamar yang akan diterima. Pelatihan menuntut mereka praktis serta penelitian yang berbasis. Selain itu juga membutuhkan bakat, keterlibatan dan ketrampilan khusus yang harus harus ditunjukkan.

5. Kendala yang dihadapi

Walaupun mempunyai peringkat pendidikan terbaik, ternyata Finlandia tetap mempunyai masalah. Yaitu, Internasionalisasi dan Multikulturalisme. Hal ini karena prosentase mahasiswa dalam negeri masih banyak. Bahkan, hampir dikatakan hanya satu atau dua mahasiswa yang dari luar negeri.

Selain itu, juga karena mayoritas penduduknya hanya ada satu suku, yaitu suku Finn. Dengan masuknya Finlandia di Uni Eropa, maka warga negara Uni Eropa masuk ke Finlandia. Akibatnya, menjadi masalah sosial tersendiri bagi pendidikan di Finlandia. Dengan demikian, perlu ditambahkan ke kurikulum agar masalah multikulturalisme dan toleransi ditambahkan.

Gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi. “Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa”, kata seorang guru, “Maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya”.

Hal tersebut adalah kesadaran yang harus dipunyai seorang pengajar yang bertanggung jawab. Menurut kalian, bisakah pendidikan di negara kita ini bisa menyusul kualitas pendidikan di Negara Nordik tersebut ?

Apa Tanggapan Anda ?